Sabtu 25 Aug 2018 20:51 WIB

Dari Pengungsi untuk Pengungsi

Para pengungsi turut berbagi kepada pengungsi lain yang membutuhkan.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
Bangunan sekolah rusak akkibat gempa di kawasan Gunungsari, Lombok Barat, NTB.
Foto: Antara
Bangunan sekolah rusak akkibat gempa di kawasan Gunungsari, Lombok Barat, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan menggunakan sarung tangan plastik, ibu muda itu tampak cekatan menyajikan sebaskom mie goreng ke puluhan mangkok dan piring yang disodorkan kepada para pengungsi. Dengan jilbabnya, sesekali ia harus menyeka keringat karena tertempa uap panas dari mie instan yang diaduk-aduknya agar bercampur dengan bumbu.

Adalah Baiq Diana Haris. Perempuan berusia 30 tahun itu salah seorang pengungsi yang mendiami tenda terpal bersama keluarga kecilnya. Ia rela meninggalkan seorang anaknya yang belum genap berumur lima tahun bermain dengan ayahnya di tenda yang dihuni belasan jiwa.

Baiq Diana sekeluarga harus rela meninggalkan rumah mungilnya di Bale Kuwu, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) karena gempa berkekuatan magnitudo tujuh skala Richter pada Ahad (5/8) malam. Gempa itu telah membuat retak hampir seluruh dinding rumah miliknya.

Sehari-hari Diana berdagang di Pasar Gunung Sari. Pasar tempatnya mengadu nasib, pun sudah tidak aman didiami. Dinding pasar itu pun sudah retak.

"Saya akan kembali jualan di pasar darurat," ujarnya tegar sambil tangannya menunjuk area pasar darurat yang telah disiapkan.

Walau tinggal di pengungsian, Diana tidak nampak sedih. Ia tegar dan menganggap gempa itu adalah cobaan hidup. Ketegaran  membuatnya tidak suka berdiam diri di dalam tenda sempitnya.

Ketika Indofood membuka stand mie siap saji secara gratis, Diana bersama dua orang kawannya, Eli dan Shanti, segera unjuk diri untuk membantu."Ketimbang diam di tenda tidak tahu mau ngapain, lebih baik bantu-bantu di sini," kata dia.

Ia mengaku senang membantu warga yang senasib dengan dirinya walau tidak diberikan upah oleh perusahaan tersebut. Dia mengatakan petugas Indofood cukup kewalahan melayani sebegitu banyak pengungsi.

"Syukur mereka mau berbagi sehingga warga tidak perlu repot memasak sendiri," ucap Diana.

Indofood adalah satu-satunya stand perusahaan yang melayani pemberian mie instan siap makan di Pos Pengungsian Kantor Camat Gunung Sari.

Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) nya, Indofood membuka stand yang sama di tiga titik lainnya di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur.

"Senang rasanya bisa berbagi dalam situasi seperti ini," ujar Marketing District Lombok, Bimantoro.

Bimantoro mengatakan paling sedikit tujuh dus yang berisikan 40 bungkus bisa dihabiskan untuk sekali saji ke para pengungsi di Gunung Sari ini.  "Kalau ditotal biaya keseluruhan termasuk operasional, Bimantoro mengaku menghabiskan paling sedikit Rp 8 juta setiap hari," lanjutnya.

Bimantoro mengaku berterima kasih kepada Diana dan dua kawannya yang rela membantu lima stafnya tanpa menuntut imbalan.  "Kalau tidak ada mereka, kami sangat kerepotan melayani banyak orang," ungkap Bimantoro.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement