REPUBLIKA.CO.ID, SINAI -- Pasukan polisi Mesir telah menewaskan empat tersangka teroris yang mencoba melakukan serangan ke pos pemeriksaan polisi di utara Semenanjung Sinai, Sabtu (25/8). Seorang sumber yang tak disebutkan namanya seperti dilansir dari kantor berita MENA Mesir menyatakan, sekelompok tersangka yang menyandang senjata berat berusaha melakukan penyergapan di pos pemeriksaan di jalan raya pantai El-Arish Utara Sinai.
"Pasukan polisi menghadapi militan, menewaskan empat dari mereka. Sementara sisanya melarikan diri dari daerah itu. Polisi mencatat bahwa beberapa dari mereka bersenjata dengan sabuk peledak dan peluncur granat roket (RPG)," kata sumber tersebut.
Laporan lebih lanjut mengatakan para penyerang meninggalkan empat senjata otomatis, 30 majalah, sejumlah RPG, tiga sabuk peledak, kamera, perangkat komunikasi, beberapa granat tangan, dan 10 peledak. Awal bulan ini, pasukan polisi Mesir telah menewaskan 12 tersangka anggota Velayat Sinai Takfiri yang berafiliasi dengan kelompok teroris Takfiri Daesh melalui baku tembak yang intens di dekat el-Arish.
Kelompok teror, yang sebelumnya dikenal sebagai Ansar Beit al-Maqdis berjanji setia kepada Daesh pada tahun 2014. Kelompok ini terutama menyerang pasukan keamanan di daerah bergolak Semenanjung Sinai sejak didirikan pada tahun 2013. Para teroris sejauh ini telah membunuh ratusan anggota keamanan.
Operasi Sinai 2018 melibatkan pasukan keamanan yang dimobilisasi dari angkatan udara, angkatan laut, tentara, dan polisi. Operasi itu bertujuan untuk memperketat pengawasan di distrik-distrik perbatasan dan membersihkan daerah-daerah di mana terdapat sarang teroris. Semenanjung Sinai telah berada dalam keadaan darurat sejak Oktober 2014.
Berdasarkan data militer, lebih dari 260 tersangka teroris dan setidaknya 35 tentara sejauh ini telah tewas dalam operasi anti-teror Sinai 2018. Teroris telah menargetkan kedua pasukan pemerintah dan warga sipil dalam serangan teror. Teroris mengambil keuntungan dari gejolak di Mesir yang meletus setelah presiden yang terpilih secara demokratis, Mohamed Morsi, digulingkan dalam kudeta militer pada Juli 2013.