Selasa 04 Sep 2018 16:19 WIB

PMK Ajak Masyarakat Lakukan Aksi Nyata Revitalisasi Citarum

PMK mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai aksi nyata.

workshop Gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Berbasis Komunitas Masyarakat di Bandung, Jawa Barat.
Foto: Kemenko PMK
workshop Gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Berbasis Komunitas Masyarakat di Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah menggalang gotong-royong pelaksanaan aksi nyata bersama dengan warga Citarum untuk mengurangi pencemaran dan merevitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Hal ini diwujudkan dalam Program Pengurangan Risiko Bencana berbasis masyarakat.

Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Berbasis Masyarakat ini merupakan bentuk implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental yang bertujuan untuk mencapai perubahan pola pikir masyarakat di Kabupaten Bandung Barat agar memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

“Kami mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai aksi nyata yang terkait langsung dengan gerakan PRB seperti melakukan penghijauan, pembuatan biopori, dan juga bersih-bersih Sungai Citarum,” jelas Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Iwan Eka Setiawan, ketika ditemui disela-sela acara workshop Gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Berbasis Komunitas Masyarakat di Bandung, Jawa Barat.

Dalam workshop PRB ini selain dipaparakan mengenai upaya revitalisasi dan pengendalian pencemaran Sungai Citarum, terdapat berbagai hal lainnya yang dijelaskan terkait dengan upaya mitigasi bencana seperti pembuatan jalur evakuasi, pembangunan tenda penampungan dan dapur umum, serta penyelamatan kaum rentan (lansia, anak-anak, dan perempuan). “Hal-hal ini bertujuan untuk kurangi korban jiwa dan kerugian infrastruktur. Selain itu, masyarakat diedukasi untuk membuat konsep pengurangan resiko bencana,” papar Iwan Eka.

Kegiatan ini juga sebagai bentuk nyata dukungan terhadap Perpres No. 15/2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan kerusakan DAS Citarum. Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga antara lain Dinas Lingkungan Hidup Provinsi , Komandan Satuan Tugas Sungai Citarum, BPBD, juga termaksud dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Sementara itu, Tubagus Haeri Asisten Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sangat optimis program revitalisasi DAS Citarum berbasis masyarakat akan dapat memberikan hasil yang positif. “Saya dapat laporan masyarakat sudah dapat memancing dan juga Sungai Citarum dapat digunakan untuk juga melakukan aktivitas olahraga termasuk  dijadikan lokasi lomba 17-an” jelas Tubagus. Ini merupakan hasil dari perubahan perilaku masyarakat yang sadar akan pentingnya kebersihan.

Sebagai sungai strategis, Tubagus menekankan pentingnya kontribusi masyarakat agar upaya revitalisasi DAS Citarum dapat terus berjalan dengan baik dan manfaatnya dapat dirasakan terus oleh masyarakat. Citarum mensuplai 2.000 MW listrik untuk Jawa-Bali.

"Termasuk berkontribusi juga sebanyak enam hingga delapan persen terhadap program beras nasional jadi penting untuk terus dipelihara,” pungkas Tubagus.

Workshop Gerakan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Masyarakat diikuti oleh kelompok masyarakat yang berasal dari Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuh Kolot, dan Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Acara berlangsung di Bandung dari tanggal 3-7 September 2018.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement