REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 700 artefak bersejarah Mesir menghadapi ketidakjelasan setelah peristiwa kebakaran besar yang menghancurkan Museum Nasional Brazil yang berada di Rio de Janeiro pada Senin, (3/9). Kementerian Barang-barang Antik Mesir menghubungi Kementerian Luar Negeri untuk menunjukkan laporan secara rinci tentang situasi yang terjadi pada Artefak Mesir di dalam museum setelah kebakaran yang mengerikan dan menyisakan kerusakan total.
Di dalam museum terdapat kurang lebih 20 juta artefak, yang dikhawatirkan hilang semua. Sekretaris Jendral dari Supreme Council of Antiquities, Mostafa Waziri mengungkapkan penyesalan yang sangat mendalam atas apa yang terjadi.
Dia menunjukkan kepedulian terhadap Menteri Barang-barang Antik juga museum dan sangat bersedia bersikap kooperatif dalam menyediakan tenaga ahli untuk mengembalikan barang-barang antik museum, jika pemerintah Brazil meminta. Di dalam museum terdapat koleksi artefak mesir kuno, yang diperkirakan lebih dari 700 bagian termasuk mumi, peti mati dan patung-patung.
Kebanyakan dari artefak-artefak masuk museum dalam beberapa tahap. Pertama pada tahun 1826, setelah meninggalkan Mesir dari Theban Necropolis, Candi Karnak. Periode pertama masuk ke Rio de Janeiro, dimana raja Portugis Pedro I membeli keseluruhan koleksi tersebut dan didonasikan ke dalam museum.
Satu artefak yang terpenting di dalam museum adalah sarkofagus langka yang berisi mumi Sha-Amun-on-Su, penyanyi tercantik dari masa terakhir Mesir Kuno. Kaisar Pedro II telah menerimanya sebagai hadiah dari Khedive Ismail selama perjalanannya ke Mesir pada 1876 .
Artefak penting lainnya adalah tiga peti mati Amun Priest dari periode akhir dan periode ketiga dari mesir kuno, enam mummi manusia (empat dewasa dan dua anak-anak) dan beberapa mummi dan peti mati untuk kucing, ikan dan buaya.
Penyebab kebakaran belum diketahui. Kebakaran terjadi setelah museum tutup. Juru bicara pemadam kebakaran menyatakan bahwa api menyebar dengan sangat cepat karena banyak bahan yang mudah terbakar.
Presiden Brazil Michel Temer mengatakan kerusakan museum merupakan kehilangan yang sangat besar. Brazil kehilangan 200 tahun hasil kerja, penelitian dan pengetahuan. "Ini adalah hari yang menyedihkan untuk warga Brazil," ucap dia.