REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tahun ini akan mendirikan Sekolah Labolatorium atau Labschool.
Pendirian sekolah tersebut bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ada 12 sekolah negeri yang dipilih di Kota Yogyakarta untuk dijadikan sekolah labolatorium ini.
Menurut Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Sugeng Subono, 12 sekolah ini adalah dua TK Negeri, dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) yaitu SD Tegalrejo I dan SDN Giwangan, dua SMPN yaitu SMPN I dan SMPN 7 serta dua SMAN yaitu SMAN 6 dan 9. Selain itu juga ada empat SMKN yaitu SMKN 7, SMKN 2, SMKN 6 dan SMKN 5.
"Sekolah ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria untuk dijadikan sekolah labolatorium. Salah satu kriterianya adalah sarana dan prasarana yang menunjang," ujarnya, Senin (23/9).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana mengatakan, program ini baru pertama kali di lakukan di Indonesia. UNY sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) wajib memiliki sekolah labolatorium untuk praktek profesi guru.
"Sebagai kota pendidikan, kita berharap melalui program ini peningkatan kualitas pendidikan di Yogya akan semakin meningkat," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pelaksanaan sekolah labolatorium ini akan terus dievaluasi secara berkala. Jika dalam perkembangannya ada perkembangan peningkatan kualitas pendidikan yang signifikan maka pendidiklan sekolah labolatorium ini akan diperluas ke sekolah lainnya.
Sementara itu Ketua LPPMP UNY Wawan S Suherman mengatakan, pendirian sekolah labolatorium ini dilakukan untuk pengembangan pendidikan di Indonesia. "LPTK memang harus memiliki sekolah labolatorium dan itu bisa didirikan melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan daerah," ujarnya.
Program riil UNY melalui sekolah labolatorium tersebut adalah melakukan beberapa pengabdian untuk membantu meningkatkan profesionalitas para guru di sekolah yang bersangkutan.
Selain itu juga untuk meningkatkan penelitian guru dan kompetensi guru melalui pelatihan, pendampingan maupun penempatan calon profesi guru di sekolah tersebut.
Sri Winarni, Sekretaris Program Labschool UNY mengatakan, sekolah yang dijadikan labolatorium pendidikan ini akan memenuhi standat nasional pendidikan. "Kurikulum yang digunakan tetap kurikulum 2013 hanya ada ciri sebagai labolatorium maka dalam kompetensi lulusan ada nilai plusnya," ujarnya.
Nilai plus yang akan dikembangkan di sekolah itu antara lain jiwa kewirausahaan, berbahasa global dan keterampilan yang diajarkan melalui ektra kurikuler. Ekstra kurikuler yang dikembangkan akan disesuaikan dengan kearifan lokal.
"Setiap mata pelajaran akan diperkaya dengan kompetensi tersebut," katanya menegaskan.