Senin 15 Jul 2013 14:08 WIB

Mendikbud Luncurkan Kurikulum 2013 di Yogyakarta

Mendikbud  Mohammad Nuh
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Mohammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh meluncurkan Kurikulum 2013 di Sekolah Negeri Atas Negeri 1 Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.

"Memang tidak salah kita memilih Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk peluncuran Kurikulum 2013, karena ada tiga alasan kenapa peluncuran di DIY, khususnya di Bantul, kenapa tidak di kota lain," kata Mendikbud saat peluncuran Kurikulum 2013.

Menurut Mendikbud, alasan yang pertama peluncuran Kurikulum 2013 di DIY adalah karena Yogyakarta sebagai simbol dari peradaban Indonesia. "Apa yang kita siapkan dan akan kita lakukan sekarang ini bukan sekedar urusan belajar mengajar, tetapi yang kita lakukan dalam rangka membangun peradaban Indonesoa ke depan, dan Yogya adalah simbol dari peradaban Indonesia," katanya.

Alasan yang kedua, kata Mendikbud, karena pihaknya sangat paham dan menyadari dukungan dari masyarakat dan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terhadap kepentingan perbaikan pengembangan perubahan kurikulum demi kemajuan dunia pendidikan.

Bahkan, kata Menteri Pemda melalui Gubernur DIY tidak pernah mempersoalkan persoalan, namun menyelesaikian persoalan karena begitu ada kekeliruan dan melihat ada celah maka bisa dicarikan solusinya.

"Maka kami yakin jika para pimpinan daerah memiliki orientasi bagaimana menyelesaikan persoalan bukan bagaimana mempersoalkan persoalan, Insya Allah Indonesia akan maju, kami sangat berterima kasih Bapak Gubernur," katanya.

Menurut Menteri, pihaknya juga merespon dan apresiasi kepada Gubernur DIY untuk implementasi yang sangat konstruktif melalui dewan pendidikan DIY dengan memberikan pendampingan dari para profesor dan dosen selama proses pembelajaran.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement