Selasa 25 Feb 2014 13:31 WIB

Mendikbud Haru Kontrol Pencetakan Naskah Ujian Nasional

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: Taufik Rachman
Petugas berjaga saat berlangsungnya Ujian Nasional di Sekolah Dasar Menteng 01, Jakarta, Senin (6/5).  (Republika/ Yasin Habibi)
Petugas berjaga saat berlangsungnya Ujian Nasional di Sekolah Dasar Menteng 01, Jakarta, Senin (6/5). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,Kemdikbud Diminta Kontrol Proses Pencetakan Naskah UN

 

JAKARTA—Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Herlini Amran meminta agar Kemdikbud benar-benar mengontrol dan mengawasi proses pencetakan naskah soal Ujian Nasional.

“Dikontrol terus, jangan sampai dibiarkan  berjalan sendirian. Pengawasan terhadap proses pencetakan naskah UN harus rutin dan intensif,” kata Herlini di Jakarta, Selasa, (25/2).

Lambatnya pencetakan soal UN tahun lalu, ujar Herlini, mengakibatkan UN  terlambat. Ini tidak boleh  terulang kembali sebab merugikan anak didik yang sudah bersiap-siap melaksanakan UN.

Dalam mengawasi proses pencetakan, kata Herlini,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan perlu melakukan pengawasan penuh. Selain melakukan monitoring online ke perusahaan-perusahaan itu secara  harian juga perlu melakukan sidak ke lapangan.

 

“Kalau perlu saat sidak ke perusahaan percetakan mengajak teman-teman wartawan. Bukan berarti kami curiga, namun tidak ada salahnya mengajak media untuk ikut mengawasi,”ujar Herlini.

 

Kalau mengajak wartawan, terang Herlini, perusahaan akan merasa lebih diawasi sehingga bekerja dengan sungguh-sungguh. “Namun kalau perusahaan profesional, saya kira malah senang kalau diawasi karena mereka bisa menunjukkan kiberjanya yang bagus ke media,” terangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement