REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh memastikan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini tidak akan sekacau tahun lalu. Yakni ketika ada satu perusahaan pencetakan soal UN yang tidak memenuhi target. Akibatnya sejumlah provinsi harus menunda jadwal ujiannya.
“Supaya tidak mengulangi kejadian tahun lalu, tahun ini pencetakan dua minggu lebih awal,” katanya usai menghadiri acara silaturahim Presiden RI dengan mahasiswa Bidikmisi tahun 2014, Kamis (27/2).
Ia mengatakan dengan pencetakan yang lebih awal diharapkan distribusi juga bisa tepat waktu. Akhir Maret, lanjutnya, ditargetkan sudah sampai di provinsi atau kabupaten/kota yang paling jauh.
Mendikbud menambahkan, dengan hasil evaluasi pelaksanaan UN tahun lalu, persiapan UN kali ini ditata ulang. Terutama pengorganisasian antaran BSNP, perguruan tinggi, dan pemerintah. Menurutnya, ada dua hal yang krusial dalam menyiapkan naskah soal UN. Pertama, dari sisi kerahasiaan, dan kedua, ketepatan waktu mencetak serta distribusi naskah soal hingga sampai di lokasi ujian.
“Persiapan UN dilakukan lebih cermat, sehingga bisa ditepati dengan baik jadwal yang telah ditetapkan. Kita lakukan deteksi dini. Ada laporan mingguan, sudah sampai mana. Jadi kalau ada apa-apa bisa diantisipasi,” katanya.
Untuk tahun ini, ada lima perusahaan percetakan telah dinyatakan memenuhi kriteria sebagai percetakan penggandaan naskah UN. Kelima perusahaan tersebut adalah PT. Karya Kita, PT. Temprina Media Grafika, PT. Jasuindo Tiga Perkasa, PT. Mascom, dan PT. Balebat.