REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun ajaran 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mulai fokus melakukan pemerataan terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia. Direktur Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Mustaghfirin Amin mengatakan untuk melakukan revitalisasi SMK, pihaknya menerapkan tiga startegi yang segera dilakukan pada tahun ajaran baru ini.
Pertama, dengan melakukan pemerataan kepada seklah-sekolah yang belum memenuhi standar dengan memberikan bantuan dan dukungan. Semakin didukung maka, semakin SMK dapat memenuhi standarnya. Kedua, Direktorat PSMK akan menerapkan sistem cluster melalui sekolah rujukan. Hal itu dimaksudkan agar SMK-SMK yang bagus dan memenuhi standar itu dapat membina dan membimbing SMK-SMK yang kategorinya masih kurang memenuhi standar.
Sehingga, kata ia, tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi standar. Pasalnya, mereka berbagi pengalaman dalam mengelola sekolah, materi pembelajaran, bahkan fasilitas yang terdapat di SMK rujukan dapat dimanfaatkan bersama, tanpa mengurangi kenyamanan siswa-siswi SMK induknya.
"Tentu saja, kami akan memberikan dukungan kepada SMK rujukan. Selain itu, menguatkan pula SMK kecil untuk bisa menjadi SMK yang memiliki standar dan berkualitas," ujar dia, kepada ROL, Selasa (10/2).
Ketika, siswa-siswi SMK dapat memanfaatkan fasilitas itu, maka kemampuannya pun akan semakin meningkat. Ketika kompetensi dan kemampuan siswanya bagus maka sekolahnya pun akan menjadi bagus dan berkualitas juga. Hal ini akan diberlakukan setiap daerah, targetnya setiap Kabupaten memiliki satu sekolah rujukan. Tapi, yang ada dilapangan melebihi target kami. Tercatat ada satu kabupaten yang memiliki tiga sekolah rujukan yang sesuai dengan kriteria dan dikatakan mampu untuk membimbing SMK kecil disekitarnya.
Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi sekolah-sekolah didaerah mengambil contoh didaerah lainnya. Pasalnya, situasi kondisi daerah yang berbeda-beda. Salah satu contohnya, SMK di Papua tidak perlu lagi menconih SMK yang di Jakarta, yang kondisi daerahnya berbeda.