REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer jauh lebih efisien daripada cara ujian konvensional dengan menggunakan lembar soal dan jawaban.
"Kalau kita pakai komputer dalam mengerjakan ujian nasional, itu akan jauh lebih efisien, pelaksanaan lebih akurat dan waktu yang dihemat bisa 30 menit," kata Anies di Istana Wakil Presiden, Rabu (8/4).
Dia menjelaskan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer lebih menghemat waktu, karena siswa tidak perlu menandai atau menghitamkan lembar jawaban.
Selain itu, jika terjadi penurunan daya listrik yang menyebabkan komputer mati, maka peranti lunak yang digunakan sudah mengantisipasi hal tersebut.
"Kalau pun ada masalah, misalnya, listrik mati atau komputer 'hang', maka yang sudah dikerjakan itu akan tersimpan dan tidak hilang. Kemudian ketika menyala lagi, maka siswa akan memulai dari soal yang belum dia kerjakan," jelasnya.
Untuk Ujian Nasional 2015, Kemendikbud mencatat 585 dari 70 ribu sekolah yang melaksanakan UN telah siap untuk menggunakan komputer dalam pelaksanaannya.
Dari 70 ribu lebih sekolah yang akan menggelar ujian nasional, Kemendikbud menawarkan sistem ujian berbasis komputer. Dari penawaran tersebut didapat 720 sekolah yang bersedia menyelenggarakan UN berbasis komputer.
Setelah dilakukan verifikasi, baik kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur, Kemendikbud mendapati hanya 585 sekolah yang memenuhi syarat untuk mengikuti UN berbasis komputer.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain ketersediaan komputer, operator server memadai, kesiapan guru, siswa dan orang tua murid.
"Sekolah yang mau melaksanakan UN berbasis komputer ini harus ada kesiapan dan kesediaan dari guru, murid dan orang tua, jadi semua harus bersedia dulu. Baru kemudian kita lakukan verifikasi lanjutan mengenai 'network'-nya, ketersediaan unit komputernya, sistemnya, dan keahlian operatornya," ujarnya.