REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, meminta bantuan dari pemerintah pusat untuk penyediaan peralatan ujian nasional sitem Computer Base Test (CBT). "Sarana dan prasarana dari pusat tapi daerah juga tidak tinggal diam. Ini perlu persiapan matang karena peralatan yang dibutuhkan cukup mahal, khususnya komputer dalam jumlah banyak dan genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotim, Suparmadi, Kamis (23/4).
Menurutnya, persiapan pelaksanaan ujian nasional sistem CBT ini tidak murah. Tiap sekolah harus menyiapkan komputer dalam jumlah banyak, daya listrik memadai, operator handal, hingga genset untuk mengantisipasi listrik padam saat ujian berlangsung. Kotim menargetkan tahun depan sekolah-sekolah, khususnya yang ada di dalam Kota Sampit, sudah bisa melaksanakan ujian nasional dengan online. Artinya, persiapan harus dilakukan mulai sekarang sehingga bisa dievaluasi kekurangannya.
"Kalau belum bisa, saya menginginkan paling tidak setiap jenjang pendidikan itu ada sekolah percontohan. Jadi nanti ada SMA, SMK dan SMP yang sudah bisa menggelar ujian nasional dengan sistem ini sehingga bisa menjadi percontohan," harap Suparmadi.
Dia mendukung ujian nasional sistem CBT diterapkan di seluruh sekolah jika sarananya sudah memadai. Sistem ini dinilai lebih praktis, efektif, hemat dan memberi banyak kemudahan bagi para siswa. Ada dua sekolah di Kalteng yang melaksanakan UN CBT, yaitu MAN Model Kota Palangka Raya dan SMKN 2 Sampit Kotim. Dua sekolah ini dipilih Kementerian Pendidikan karena dinilai siap melaksanakan UN dengan sistem ini, khususnya dalam hal ketersediaan fasilitas.
Dua sekolah ini diharapkan menjadi percontohan untuk menerapkan UN online di Kalteng pada 2016. Pelaksanaan UN CBT di dua sekolah ini nanti akan dievaluasi kekurangannya sehingga bisa diperbaiki saat pelaksanaan UN CBT di seluruh sekolah pada tahun depan.