REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengaku mendapatkan laporan kekerasan yang dilakukan dalam Masa Orientasi Siswa (MOS) yang dilakukan di sekolah. Laporan kasus yang masuk kekerasan ini terjadi di sekolah-sekolah swasta.
Kepala Dinas DKI Jakarta Arie Budhiman mengaku memang mendapatkan sejumlah laporan. Namun Arie enggan menyebutkan sekolah mana yang dilaporkan.
"Ya adalah, tapi nanti kita lihat seperti apa," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/8).
Kasus yang dilaporkan disebutnya kebanyakan berupa kekerasan visual. Kekerasan visual yang dimaksud berupa pemakaian aksesoris berlebihan yang membuat malu. Tidak ada kekerasan fisik yang dilaporkan.
Namun, kekerasan visual model semacam itu juga tetap tidak diperkenankan. Pihaknya akan mengirimkan surat imbauan kepada sekolah agar ke depannya tidak lagi terjadi.
Ia menuturkan tidak akan melarang kegiatan MOS diadakan. Namun, pihaknya menyarankan MOS harus diisi kegiatan yang bermanfaat seperti workshop dan pengenalan sekolah. Bukan sebagai ajang balas dendam senior. Untuk itu, diperlukan pengawasan ketat oleh pihak sekolah. Pihak sekolah juga diminta tidak melepas kegiatan MOS kepada siswa.