REPUBLIKA.CO.ID,CIPUTAT -- Gerakan antinarkoba harus dimulai dari keteladanan bagi para mahasiswa.
"Mungkin negara ini akan hanya jadi nama tapi tidak akan dikenal lagi kalau generasi muda tidak mempersiapkan diri dengan baik dari ancaman narkoba," kata Direktur PT Taspen (Persero) Iqbal Lantaro dalam acara bertajuk Revitalisasi Peran Pemuda dalam Menghadapi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kampus dan Masyarakat, di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Jumat (20/11).
Iqbal menceritakan pengalamannya hingga dipercaya menjadi pimpinan PT Taspen (Persero). Dia selalu berprinsip, jika ingin maju maka harus menjadi orang yang sehat dan selalu memposisikan dirinya cerdas.
Diakuinya, pada masa kuliah dulu dirinya bukan tergolong orang cerdas. Namun, dia memiliki keinginan besar untuk selalu bertanya dan belajar.
"Saya adalah orang biasa saja, bukan termasuk golongan orang smart. Tapi saya tahu kelemahan saya. Trik saya, kalau kuliah harus duduk di paling depan jadi kita bisa meyakinkan dosen kalau kita serius. Aktif di kelas, ikut organisasi, membaca, dan banyak teman," kata Iqbal.
Dia pun membagi lima kunci sukses untuk menjadi orang hebat, yaitu positive attitude, confidence, creative, focus, dan have vision. Maka, ia sangat mendukung gerakan antinarkoba yang dimotori oleh para mahasiswa.
" Mereka (mahasiswa) diharapkan dapat menjadi agent untuk melakukan sosialisasi mengenai bahaya narkoba pada semua masyarakat sehingga korban-korbannya menjadi lebih sedikit. Jadi tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tapi lebih pada kepentingan bersama," kata Iqbal.
Ketua Umum Gerakan Nurani Nusantara M Fariza Y Irawady menilai keteladanan dari Iqbal harus terus disebarkan kepada kaum muda.
“Saya yakin ini metode yang efektif untuk melindungi bangsa dari bahaya narkoba. Ini sesuai dengan program Kementerian BUMN, yaitu CEO Mengajar,” kata Fariza.
Sementara itu, Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional Sinta Dame Simanjuntak mengatakan, berdasarkan catatan BNN, pelajar menempati posisi kedua (27,32%) setelah pekerja (50,34%) yang menjadi sasaran narkoba. Menurutnya, keinginan anak muda yang sering bereksperimen menjadi faktor utama penyalahgunaan narkoba.
"Luar biasa tipuan penggunaan narkoba. Pelajar yang menjadi sasaran empuk. Kami tidak bisa menjaga semua pelajar, untuk itu kami mengajak para pelajar untuk menjadi pegiat anti narkoba," kata Sinta.