REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Menjelang pelakasanaan ujian nasional (UN), sejumlah pelajar mengaku cemas. Terutama, pelajar yang melaksanakan UN berbasis komputer (UNBK). Mereka khawatir, pelaksanaan UN pada Senin esok (4/4) tidak sesuai harapan.
Jisona Irfan, siswa kela tiga SMK YPK Purwakarta, mengatakan, sekolahnya jadi salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan UN berbasis komputer. UNBK ini, merupakan yang kali pertama. Karena itu, banyak siswa yang sudah stres duluan.
"Kami memang sudah ikut pelatihan sebelumnya. Tapi, tetap saja kami stres," ujarnya, kepada Republika, Ahad (3/4).
Menurutnya, yang membuat kebanyakan siswa stres, karena ujiannya berbasis komputer. Khawatir, saat UN berjalan tiba-tiba aliran listriknya mati. Atau, ada kesalahan teknis saat mengisi jawaban. Jika sudah begitu, maka ujian akan dihentikan untuk sementara waktu.
"Tapi, kami optimis bisa ikuti UNBK dengan lancar," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta, Diaudin, mengatakan, ada 83 SMA sederajat yang menyelenggarakan UN. Dari 83 tersebut, empat sekolah di antaranya ikuti UNBK. Selebihnya, UN secara manual.
"Saat ini, soal untuk UN manual sudah terkumpul di masing-masing rayon," ujarnya.
Tapi ada yang kurang, yaitu satu mapel untuk SMAN Pasawahan. Namun, hari ini sudah langsung di ambil ke Bandung. Jadi, kekurangan itu tidak akan berdampak pada jalannya UN pada Senin esok.
Selain itu, pada akhir pekan kemarin anak-anak dari SMAN I Purwakarta, sudah menggelar doa bersama. Meminta, supaya UN tahun ini dilancarkan.