Kamis 16 Aug 2018 13:45 WIB

SMK Dimbau Segera Tutup Jurusan yang tidak Laku

Kepala daerah dan pihak sekolah diminta merumuskan jurusan yang relevan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
(Ki-ka) Direktur Pembinaan SMK M. Bakrun, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, CEO PT Erajaya Swasembada Hasan Aula, foto bersama usai menandatangi nota kesepahaman dan kerja sama antara Kemendikbud dengan PT Erajaya dalam merevitalisasi SMK, di Gedung E Kemendikbud, Senayan Jakarta, Kamis (16/8).
Foto: Gumanti Awaliyah/Republika
(Ki-ka) Direktur Pembinaan SMK M. Bakrun, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad, CEO PT Erajaya Swasembada Hasan Aula, foto bersama usai menandatangi nota kesepahaman dan kerja sama antara Kemendikbud dengan PT Erajaya dalam merevitalisasi SMK, di Gedung E Kemendikbud, Senayan Jakarta, Kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau, jurusan-jurusan di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang sudah tidak laku dan tidak lagi matching dengan industri agar segera ditutup. Sebab, jika terus-menerus dipaksakan menerima siswa, hanya akan mencetak pengangguran baru.

Meski begitu, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad tidak bisa memerinci jurusan-jurusan apa saja yang dinilai sudah tidak sesuai tersebut. Alasannya, kebutuhan industri atau lapangan kerja di setiap provinsi di Indonesia berbeda.

Karena itu, dia meminta agar kepala daerah dan pihak sekolah merumuskan jurusan-jurusan apa saja yang dinilai masih relevan dan jurusan-jurusan apa saja yang tidak sesuai atau tidak laku.

“Itu bisa dilihat kalau lulusannya banyak yang nganggur, lalu kalau muridnya di setiap tahun itu terus menurun, artinya sudah tidak laku. Itu harus dilakukan penutupan,” kata Hamid seusai acara Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Kerja Sama antara Kemendikbud dan PT Erajaya di Gedung E, Kemendikbud, Jakarta, Kamis (16/8).

Selain itu, Hamid juga menyatakan, jurusan-jurusan yang sudah oversupply, seperti halnya jurusan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau jurusan teknik komputer dan jaringan (TKJ), agar mulai dikurangi atau ditutup. Alasannya, menurut Hamid, kedua jurusan tersebut selama ini telah dibuka di banyak SMK di setiap daerah sehingga menciptakan lulusan yang tidak seimbang dengan kebutuhan industri.

Oversupply itu ya seperti halnya TIK, komputer jaringan ya, itu kan dari Sabang sampai Merauke itu dibuka. Padahal, industri yang membutuhkan itu tidak sebanyak siswa yang ada di sekolah kita. Makanya itu harus disesuaikan, caranya yaitu dengan bekerja sama dengan industri. Minta rekomendasi jurusan apa yang memang membutuhkan,” kata Hamid.

Rekomendasi dari industri, lanjut Hamid, tentunya sangat baik bagi keberlangsungan SMK dan masa depan anak bangsa. Karena jika sekolah keukeuh mempertahankan jurusan yang sudah tidak laku, maka sama saja sekolah telah menjerumuskan siswa pada pengangguran.

Terakhir, Hamid juga menginstruksikan agar penutupan jurusan tersebut nantinya tidak dilakukan secara mendadak. Namun, harus dilakukan secara perlahan, bisa dengan mengurangi siswa setiap tahunnya atau cara lain.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement