REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengizinkan pendukung masing-masing pasangan capres-cawapres untuk hadir mengantar pengambilan nomor urut. Namun, jumlahnya hanya terbatas sebanyak 150 orang.
"Massa pendukung itu nanti menunggu di bawah (lantai I) sebanyak 100 orang untuk masing-masing pasangan capres-cawapres. Kemudian sebanyak 50 orang yang akan masuk ke dalam (mengantar pengundian nomor urut)," kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra di Jakarta, Kamis (20/9).
KPU telah menetapkan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilihan Umum 2019, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Kamis sore. Selanjutnya, pasangan capres-cawapres akan melakukan pengambilan nomor urut pada Jumat (21/9) malam.
Ilham menjelaskan pasangan capres-cawapres yang sudah ditetapkan diberikan kesempatan untuk mencabut nomor. “Caranya, pasangan capres-cawapres mengambil nomor undian. Kemudian (pasangan) yang mendapat nomor undian yang paling kecil maka mereka yang lebih dulu mengambil nomor urutnya," kata dia.
Sebelumnya, Sandiaga meminta para relawan tak datang ke kantor KPU saat pengambilan nomor urut capres-cawapres 2019. Ia mengatakan hal itu hanya menghabiskan energi.
Jika ada yang tetap ingin datang atas nama pribadi, Sandiaga berharap mereka datang dengan tertib. "Kalau mereka mau datang, tertib, jangan bikin macet. Jangan bikin tidak simpati publik masyarakat," kata Sandiaga di Balai Kartika, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (20/9).
Sandiaga juga mengaku tak keberatan mendapatkan nomor urut manapun. Yang penting, kata dia, ia ingin menyampaikan kepada masyarakat mengenai komitmen Prabowo-Sandi untuk menghadirkan pemerintahan yang kuat.