REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata Oneng Setya Harini mengatakan wisatawan Muslim memerlukan kepastian makanan halal melalui label halal. Menurut Oneng, berdasarkan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), makanan dan belanja memiliki kontribusi yang terbesar bagi pariwisata.
"Karena itu perlu kesadaran pelaku usaha pariwisata, termasuk di pusat perbelanjaan, untuk memiliki sertifikat halal," kata Oneng dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (21/9).
Menurut data Bekraf tersebut, 41,69 persen pemasukan di sektor pariwisata adalah untuk kuliner dan 33,85 persen untuk busana dan kriya. "Potensi pariwisata luar biasa. Pariwisata menempati posisi kedua dalam sektor unggulan pembangunan 2018," jelasnya.
Oneng mengatakan sumbangan pariwisata terhadap pendapatan domestik bruto terbesar kedua setelah kelapa sawit dan sudah melampaui sektor minyak dan gas. Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI mengadakan diskusi kelompok terfokus bertema "Menjadikan Pusat Belanja Sebagai Destinasi Wisata Islami".
Diskusi tersebut menghadirkan narasumber Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata Oneng Setya Harini, Direktur PT Bakrie Swasakti Utama Melky Aliandri dan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi.