Kamis 27 Sep 2018 01:01 WIB

Produksi Jagung Kurang, GPMT Ajukan Impor Gandum

Ada kebutuhan 300 ribu ton gandum sebagai pengganti jagung.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Gandum
Foto: emirates247
Gandum

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengeluhkan kurangnya pasokan jagung sebagai bahan baku. Impor gandum pun diajukan sebagai jawaban mengatasi kurangnya jagung.

"Ya karena kan jagung enggak boleh impor, jagung kurang," ujar Sekretaris eksekutif GPMT Askam Sudin saat ditemui usai Rakor Stabilisasi Harga Telur Ayam dan Ayam Ras di Auditorium Kementerian Perdagangan, Rabu (26/9).

Selama tiga bulan ini ia mengakui adanya kekurangan jagung. Sementara produksi pakan harus terus berjalan. Meski pada Oktober akan terjadi panen, namun jumlahnya tidak banyak.

Ia melanjutkan, pada awal September bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan melakukan pengecekan ke gudang di empat provinsi yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun jumlah yang ada hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan provinsi tersebut. "Bagaimana Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Barat? kan di sana ada pabrik pakan," katanya.