Kamis 27 Sep 2018 18:36 WIB

Kiai Ma'ruf Kalah Populer Dengan Sandi, Ini Tanggapan TKN

Tingkat ketidaksukaan publik terhadap Kiai Ma'ruf di angka delapan persen.

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Muhammad Hafil
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin (tengah) bersiap berceramah di Pondok Pesantren Miftakhul Mubtadi'in Desa Tegal Kubur, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (25/9).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin (tengah) bersiap berceramah di Pondok Pesantren Miftakhul Mubtadi'in Desa Tegal Kubur, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Hasto Kristyanto angkat bicara terkait hasil survei yang dilakukan lembaga Indikator Politik Indonesia terkait kalahnya popularitas Ma'ruf Amin dengan Sandiaga Uno. Hasto mengatakan, elektabilitas Kiai Ma'ruf masih mengguli Sandiaga meski kalah popularitas.

"Itu hanya sebuah klaim karena berdasarkan survey yang dilakukan termasuk Denny JA menujukan bahwa elektabilitas Ma'ruf lebih tinggi daei Sandiaga," kata Hasto Kristyanto di posko Cemara di Jakarta Pusat, Kamis (27/9).

Menurut Hasto, Ma'ruf Amin bukanlah sosok baru dalam dunia politik. Dia mengatakan, Ma'ruf merupakan figur yang sudah lama berproses menjadi pemimpin, pernah menjadi anggota DPR RI, DPRD,  sahabat Gus Dur serta memiliki pengalaman organisasi sangat luas yang berdampak pada keterpilihan dirinya yang cukup besar.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan, keberadaan Kiai Ma'ruf dan Jokowi merupakan sebuah kepemimpinan yang bersifat menyatukan. Dia menjelaskan, keduanya dapat saling melengkapi serta cocok untuk kondisi Indonesia saat ini.

"Ma'ruf juga selalu bilang 2024 Indonesia tinggal landas, karena itulah dia mendampingi Jokowi dengan seluruh prestasi dan kepemimpinan yang merakyat maka diharaokan 2024 tidak ada lagi perosalan terkait ideologi," kata Hasto.

Lebih jauh, Hasto menjelaskan, kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf adalah untuk menyiapkan generasi milenial pada 2024 mendatang. Dia mengatakan, pasangan calon itu berniat menyiapkan kepemimpinan milenial lima tahun ke depan.

"Lagipula pamor itu terkait dengan suasana kebatinan, aura. Kalau kita lihat orang datang dan bertemu dengan Kiai Ma'ruf, saya juga kalau hertemu dia sangat hormat dan dia mengayomi," katanya.

Seperti diketahui, hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan jika Sandiaga Uno lebih dikenal oleh publik dibanding Ma'ruf Amin. Tingkat keterkenalan Sandiaga di mata publik mencapai 73 persen, sementara Ma'ruf hanya dikenal publik sekitar 70 persen.

Tingkat keterkenalan Sandiaga juga sedikit lebih tinggi dari Kiai Ma'ruf. Meski begitu, Sandiaga dan Ma'ruf sama-sama memiliki tingkat kesukaan publik di angka 76 persen. Namun, publik yang menyatakan tidak suka lebih besar kepada Sandiaga, yaitu 11 persen. Sementara tingkat ketidaksukaan publik terhadap Ma'ruf berada di angka 8 persen.

Mengacu pada hasil survei yang menilai citra personal cawapres, Sandiaga juga lebih diunggulkan dalam beberapa aspek, di antaranya perhatian pada rakyat 66 persen, tegas dan berwibawa 65 persen, mampu mengatasi permasalahan bangsa 56 persen, serta mampu memimpin bangsa 57 persen. Sandiaga hanya kalah di aspek jujur, tegas, dan bersih dari korupsi di angka 57 persen, serta religius sebesar 63 persen.

Sementara itu, Kiai Ma'ruf mendapatkan kepercayaan publik di aspek aspek jujur, tegas, dan bersih sebesar 64 persen, juga religius 82 persen. Sedangkan, di aspek perhatian pada rakyat 54 persen, tegas dan berwibawa 51 persen, mampu mengatasi permasalahan bangsa 45 persen, serta mampu memimpin bangsa 48 persen.

Rizkyan adiyudha

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement