REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengimbau agar komunitas peneliti sains dan teknologi aktif berpartisipasi di masyarakat. Karena dengan terciptanya hubungan sosial yang baik, peneliti akan paham apa yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
"Berbaur lah dengan masyarakat, komunitas industri, UKM dan lainnya. Jadi peneliti tidak lagi merasa eksklusif," kata Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na'im, Ahad (30/9).
Ainun menyampaikan pada dasarnya setiap penelitian harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat. Jika tidak, maka penelitian dinilai tidak efektif dan juga tidak akan berdampak pada peningkatan pengetahuan masyarakat.
"Partisipasi itu penting ya, karena masyarakat yang menjadi pengguna dari aplikasi tersebut," jelas Ainun.
Dia mengungkapkan, selama ini pemerintah juga telah mengarahkan peneliti untuk fokus pada 10 bidang penelitian sesuai dengan RIRN. Yaitu sektor pangan dan penelitian, kesehatan dan obat-obatan, teknologi komunikasi, transportasi, nano teknologi, pertahanan, energi terbarukan, maritim, penanganan bencana serta sosial humaniora dan kebudayaan.
"Dengan begitu, riset-riset kita akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan industri," tegas Ainun.
Selain itu dia juga menilai pemerintah perlu terus mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) peneliti yang dimiliki saat ini. Sehingga Indonesia bisa menghadapi tantangan yang semakin berat di era disrupsi dan revolusi industri 4.0.
"Kualitas SDM harus itu jadi goal. Nantinya riset bisa diharapkan menjasi acuan masyarakat hadapi era digital," jelas dia.