REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ancaman gangguan mental pada anak dan remaja membuat Inggris segera bertindak. Berdasarkan laporan The Guardian, pemerintah akan segera mengeluarkan panduan resmi pertama mengenai jumlah maksimum waktu yang boleh digunakan anak muda untuk bermain media sosial.
"Kami memberlakukan aturan ini di tengah kekhawatiran masalah kesehatan mental anak yang dikaitkan dengan media sosial," kata Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock.
Beberapa studi yang dilakukan secara terpisah di AS menyebutkan, mereka yang berusia 18-24 tahun sebanyak 41 persen merupakan pengguna media sosial yang merasa sedih, cemas, hingga depresi. Kemudian sebuah laporan di Ofcom tahun lalu menyebutkan bahwa anak-anak berusia lima sampai 15 tahun di Inggris menghabiskan waktu rata-rata 15 jam seminggu untuk online. Kemudian lebih dari setengah di antaranya yang berusia di atas 12 tahun sudah mempunyai profil di media sosial.
Dalam sebuah wawancara Hancock menjelaskan, ia telah memberikam instruksi pada Kepala Petugas Medis Inggris untuk menyusun saran dengan segera. Hancock berharap rencana peraturan ini bisa diterima masyarakat, layaknya norma yang diberlakukan atas konsumsi alkohol untuk orang dewasa. Hancock yang juga ayah dari tiga anak berusia di bawah 12 tahun merasa khawatir dengan keterkaitan gangguan mental terhadap pengguna media sosial.
Sejauh ini Hancock menyarankan agar telepon genggam dimatikan pada malam hari sebelum anak-anak pergi tidur. Ini menjadi cara sederhana dan benar-benar standar tetapi lugas untuk membatasi pemakaian ponsel pintar. Dalam penerapan peraturan nantinya dibutuhkan peran orang tua dan guru untuk menjelaskannya pada anak-anak. Orang tua dan guru harus tegas memberitahukan peraturan tersebut. Itu sebabnya peran Kepala Petugas Medis juga diperlukan demi membuatnya sebagai norma di masyarakat.
Hancock juga menginginkan peraturan tersebut bisa memberikan panduan tentang usia minimum anak dan remaja yang bisa mengakses situs tertentu. Mungkin beberapa perusahaan media sosial sudah memberikan saran terkait penggunaannya, tetapi tidak terlihat melakukan upaya demi menegakkannya. Sebagai contoh, Facebook dan Instagram mempunyai referensi anak berusia di bawah 13 tahun tak boleh menggunakannya. Atau platform WhatsApp yang hanya bisa dipakai mereka yang berusia di atas 16 tahun. Namun referensi tersebut hanya tertulis saja, dan mereka tidak berupaya menegakkannya.