Jumat 12 Oct 2018 13:31 WIB

Peralihan Musim, BMKG Imbau Warga Antisipasi Rekahan Tanah

Hujan dengan intensitas lebat dan singkat terkadang disertai angin kencang dan petir

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Tanah kering / Ilustrasi
Tanah kering / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan saat ini tengah berjalan peralihan musim kemarau ke musim hujan. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat yang berada di daerah lereng dan perbukitan mengantisipasi rekahan tanah yang berpotensi longsor.

"Biasanya hujan pertama kali (setelah masa peralihan) akan terasa lebih lebat. Sehingga peluang longsor bisa terjadi," ujar Prakirawan Cuaca BMKG Bandung, Jadi Hendarmin, Jumat (12/10) saat dihubungi via sambungan telepon, Jumat (11/10).

Ia menuturkan, musim hujan di Kota Bandung dan sekitarnya diprediksi terjadi pada Oktober akhir atau pertengahan November mendatang. Hal itu berdasarkan, dinamika atmosfer di wilayah Barat Sumatera, dimana suhu muka lautan masih dalam kondisi netral dan cenderung dingin.

Menurutnya, kondisi tersebut membuat pasokan uap air dari wilayah Barat Sumatera berkurang sehingga berdampak awan-awan hujan di wilayah Jawa Barat tidak terbentuk. Selain itu, di masa peralihan karakteristik cuaca saat pagi cukup terik dan siang menjelang sore peluang hujan lebat dengan durasi singkat.

Selain itu, dirinya menambahkan hujan dengan intensitas lebat dan singkat terkadang disertai angin kencang dan kilat petir. Bahkan peluang hujan es dan puting beliung terjadi pada musim peralihan atau pancaroba.

Jadi menambahkan, di musim peralihan ini pihaknya juga mengimbau agar untuk beberapa daerah yang kekeringan agar berhemat air. Selain itu, pohon-pohon yang telah lapuk dan rimbun diharapkan dipangkas untuk mengantisipasi dahan patah.

"Jaga kesehatan (warga) karena suhu panas pagi hingga siang dan berbanding terbalik dengan suhu udara dingin terjadi pada malam hari," ungkapnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

(QS. Al-Baqarah ayat 275)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement