REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Kementerian BUMN terus mewujudkan komitmennya untuk mendukung rencana pembangunan infrastruktur Indonesia. Salah satunya dengan mendorong sejumlah perusahaan pelat merah di sektor keuangan untuk aktif terlibat dalam pembiayaan infrastruktur.
Hal tersebut pun dapat terlihat dalam pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group 2018 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Sejumlah perbankan BUMN serta lembaga keuangan lainnya telah menandatangani sejumlah kontrak kerja sama untuk proyek pembangunan infrastruktur.
“Skema pembiayaan yang tepat itu penting untuk mencapai tujuan pembangunan infrastuktur,” ungkap Menteri BUMN Rini M Soemarno di Nusa Dua, Sabtu (13/10).
Dalam perhelatan internasional itu, setidaknya ada delapan kerja sama proyek yang diteken antara BUMN dan lembaga di bawah Kementerian Keuangan. Selain itu, dalam Indonesia Investment Forum, PT Bank Mandiri mengkoordinasikan investasi langsung 21 proyek BUMN senilai Rp200 triliun.
Adapun, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk juga turut serta dalam ajang penandatangan sindikasi perjanjian pembiayaan infrastruktur oleh beberapa lembaga keuangan dan BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi.
Forum investasi itu diselenggarakan sebagai wadah untuk menciptakan sinergi antara investor, pemangku kepentingan, dan berbagai peluang investasi untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Pembiayaan ini sangat dibutuhkan. Kita harus menunjukkan Indonesia mampu mengelola pembangunannya," ujar staf khusus I Menteri BUMN, Sahala Lumban Gaol.
Adapun, selama pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018, para delegasi dari 189 negara juga dapat mengamati langsung perkembangan infrastruktur melalui Indonesia Pavilion.
Sahala mengatakan Indonesia Pavilion akan menyampaikan pesan Nawacita Indonesia dan menampilkan konektivitas yang sudah dibangun di Tanah Air, mulai dari jalan tol hingga pelabuhan laut.
“Di situ akan ditampilkan Indonesia in numbers, dalam rangka rediscover Indonesia. Orang dapat melihat perkembangan pembangunan Indonesia. Pembangunan infrastruktur kita yang dulunya sangat jauh terbelakang, sekarang sudah luar biasa," tambah Sahala.
Gagasan lain yang ingin disampaikan adalah menjabarkan kepada delegasi tentang semangat Nawacita yang diaplikasikan Indonesia dalam setiap aspek pembangunan.