Ahad 14 Oct 2018 16:49 WIB

Alasan GNPF Dukung PKS: Lebih Serius Dibanding Partai Lain

Ketua GNPF mengklaim tak ada kesepakatan apapun dengan PKS.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Martak hadir di Konsolidasi Nasional PKS, di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Ahad (14/10).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Martak hadir di Konsolidasi Nasional PKS, di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Ahad (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak turut hadir di dalam Konsolidasi Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahad (14/10). Ia mengungkapkan alasan GNPF Ulama memberikan dukungan kepada PKS lantaran GNPF Ulama melihat PKS lebih ada keseriusan dibanding partai lain.

"Kami melihat lebih ada keseriusan dan kami melihat juga ada satu komitmen yang akan kita bangun secara bersama sama,"  ujar Yusuf di Hotel Bumi Wiyata, Depok.

Yusuf mengatakan bentuk dukungan konkret  yang akan dilakukan GNPF Ulama dalam mendukung PKS yaitu berkomunikasi dengan GNPF Ulama dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang ada di daerah. Termasuk juga dalam pengerahan pengawalan saksi-saksi di TPS.

"Semua, termasuk bagian di dalamnya  pengawalan saksi saksi dan lain sebagainya ada resmi dan tidak resmi disitulah. Karena memang kita sudah terbiasa gerakan yang memang seperti semutlah jadi kita berserempaklah," ujarnya.

Yusuf juga menegaskan dalam memberikan dukungan tersebut tidak ada kesepakatan apapun antara GNPF Ulama dan PKS. Yusuf menambahkan, pada saat GNPF Ulama mencalonkan Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri sebagai calon wakil presiden  yang direkomendasikan, Yusuf mengatakan tidak ada kesepakatan di awal.

"Tapi memang itu aspirasi dari ijtima ulama dan sesuai dan sesuai dengan persetujuan Habib Rizieq untuk nama dari Salim Segaf Aljufri dijadikan salah satu paslon," tuturnya.

Ia berharap PKS bisa lolos ambang batas parlemen di Pemilu 2019 mendatang. Begitu juga perolehan kursi yang didapat oleh PKS diharapkan bisa di atas 50 persen.

"Karena PKS adalah  salah satu partai di koalisi yang konsisten perjuangannya dengan kami," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement