REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak turut hadir di dalam Konsolidasi Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahad (14/10). Ia mengungkapkan alasan GNPF Ulama memberikan dukungan kepada PKS lantaran GNPF Ulama melihat PKS lebih ada keseriusan dibanding partai lain.
"Kami melihat lebih ada keseriusan dan kami melihat juga ada satu komitmen yang akan kita bangun secara bersama sama," ujar Yusuf di Hotel Bumi Wiyata, Depok.
Yusuf mengatakan bentuk dukungan konkret yang akan dilakukan GNPF Ulama dalam mendukung PKS yaitu berkomunikasi dengan GNPF Ulama dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang ada di daerah. Termasuk juga dalam pengerahan pengawalan saksi-saksi di TPS.
"Semua, termasuk bagian di dalamnya pengawalan saksi saksi dan lain sebagainya ada resmi dan tidak resmi disitulah. Karena memang kita sudah terbiasa gerakan yang memang seperti semutlah jadi kita berserempaklah," ujarnya.
Yusuf juga menegaskan dalam memberikan dukungan tersebut tidak ada kesepakatan apapun antara GNPF Ulama dan PKS. Yusuf menambahkan, pada saat GNPF Ulama mencalonkan Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri sebagai calon wakil presiden yang direkomendasikan, Yusuf mengatakan tidak ada kesepakatan di awal.
"Tapi memang itu aspirasi dari ijtima ulama dan sesuai dan sesuai dengan persetujuan Habib Rizieq untuk nama dari Salim Segaf Aljufri dijadikan salah satu paslon," tuturnya.
Ia berharap PKS bisa lolos ambang batas parlemen di Pemilu 2019 mendatang. Begitu juga perolehan kursi yang didapat oleh PKS diharapkan bisa di atas 50 persen.
"Karena PKS adalah salah satu partai di koalisi yang konsisten perjuangannya dengan kami," katanya.