Senin 15 Oct 2018 06:15 WIB

Reaksi Setelah Presiden PKS Bolehkan Kampanye Negatif

Mahfud MD menjelaskan perbedaan kampanye hitam dan kampanye negatif.

Rep: N Febrianto Adi Saputro, Dedy Darmawan/ Red: Muhammad Hafil
Presiden PKS - Sohibul Iman
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden PKS - Sohibul Iman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Konsolidasi Nasional Pemenangan Pemilu 2019 di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat, Ahad (14/10). Di dalam sambutannya Sohibul mempersilakan kader PKS untuk melakukan kampanye negatif.

"Silakan antum masuk ke negative campaigne. Cukup 20 persen," kata Sohibul di hadapan calon anggota legislatif PKS yang hadir di dalam konsolidasi tersebut.

Sohibul menjelaskan, kampanye negatif yang dimaksud adalah kampanye dengan mengangkat kelemahan lawan yang disertai dengan fakta.

"Itu namanya negative campaigne, itu boleh. sebab publik harus tahu calon ini apa kelemahannya," imbuhnya.

Kendati memperbolehkan melakukan kampanye negatif, PKS justru tidak memperbolehkan kadernya untuk melakukan kampanye hitam. Menurutnya hal tersebut adalah bentuk fitnah.

"Kita tidak ada toleransi, 0 persen kepada fitnah atau kampanye hitam," katanya.

Sebelumnya, Sohibul menyoroti hasil survei yang mengatakan bahwa politik uang hanya mampu menaikan suara 10 persen. Sementara Sohibul mengimbau kepada kadernya  untuk melakukan kampanye positif 80 persen.

"Mari kita perbanyak positif campaigne. kampanye positif yang menceritakan tentang kelebihan-kelebihan kita. Saya dalam beberapa kesempatan mengatakan 80 persen dalam kampanye kita harus positive campaigne," tuturnya. 

Pernyataan Sohibul tersebut mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Salah satunya berasal dari  Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI Diaz Hendropriyono yang merupakan pengusung Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin. 

“Jika yang diartikan kampanye negatif adalah menyerang kelemahan lawan, bukan membuat cerita bohong atau kampanye hitam, maka silakan saja. Hanya saja perlu diketahui, cukup mudah untuk melakukan kampanye negatif terhadap Paslon 02 (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno),” kata   Diaz Hendropriyono di Jakarta, Ahad (14/10).

Namun, dikatakan Diaz, hal itu akan membuka adu kampanye negatif diantara kedua kubu secara terbuka. Alhasil, bukan tidak mungkin suasana kampanye Pemilu 2019 menjadi tidak mendidik dan tidak berbudaya. Deklarasi kampanye damai yang dilakukan bulan lalu di Monas, akan tercederai.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement