Senin 15 Oct 2018 14:13 WIB

TKN: Kampanye Negatif, Bukan Nyinyir

Kampanye negatif yang asal sama saja melontarkan nyinyir tak berdasar kepada lawan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ratna Puspita
Arsul Sani
Foto: Republika/Bayu Adji P
Arsul Sani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Arsul Sani meminta Koalisi Indonesia Adil Makmur untuk tidak melakukan kampanye negatif tanpa kendali. Ia mengatakan, kampanye negatif yang dilakukan secara asal-asalan sama saja melontarkan nyinyir tak berdasar kepada lawan.

Negative campaign masih bisa dimunculkan, tetapi bukan sekadar nyinyir tanpa menunjukkan ide, gagasan, dan programnya sendiri,” kata Arsul kepada Republika.co.id, Senin (15/10).

Baca Juga

Politikus PPP mengatakan, pada umumnya kampanye negatif diperbolehkan. Namun, Arsul menginginkan, PPP selaku pengusung Joko Widodo-Ma’ruf juga berharap suasana pemilu damai kali ini diisi oleh gagasan-gagasan positif atau alternatif solusi dari pihak penantang.

Karena itu, ia menyarankan, seyogianya kampanye dilakukan setelah kampanye positif dilakukan agar isa mewujudkan pemilu yang mendidik dan menghindarkan perpecahan. Dengan kata lain, seharusnya masing-masing partai politik mengedepankan kampanye positif terlebih dahulu agar masyarakat bisa memahami program yang diusung. 

“Nah, di sela-sela itu bolehlah mengkritisi pemerintah atau calon atau partai lain dengan membandingkan dan menunjukkan kelebihan ide dibanding ide-ide yang lain,” ujar Arsul.

Arsul menegaskan, hingga sebulan masa kampanye bergulir, PPP tidak sama sekali berniat untuk menggaungkan kampanye negatif, terlebih kampanye hitam, terhadap kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Arsul mengatakan, PPP lebih mengutamakan keunggulan dari kandidat yang mereka usung untuk ditawarkan kembali ke masyarakat ketimbang menjelek-jelekkan pasangan calon yang diusung oleh KIAM. 

“Kami tidak mengedepankan hal-hal negatif meski kami juga bisa menyoroti hal negatif Prabowo-Sandi sebanyak yang mereka lakukan,” kata Arsul. 

Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mempersilakan kadernya melakukan kampanye negatif. Ia menerangkan, komposisi kampanye yang bisa dilakukan oleh kader PKS pada Pemilu 2019.

Ia memerinci, 80 persen kampanye positif dengan mempromosikan kelebihan sendiri, 20 persen kampanye negatif dengan mengangkat kelemahan lawan disertai fakta, dan 0 persen kampanye hitam. "Kami tidak toleransi, 0 persen kepada fitnah atau kampanye hitam," ujar Sohibul.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement