REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Anton Sihombing mengatakan, pihaknya akan segera menyiapkan langkah konkret pascakejadian tembusnya peluru ke Gedung Nusantara I pada Senin (15/10). Menurut dia, itu diperlukan untuk antisipasi kejadian serupa tak terjadi lago ke depannya.
"Kejadian ini kan sudah beberapa kali terjadi. Jadi kejadian ini kami ambil langkah konkret," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (16/10).
Ia mengakui, selama ini fasilitas keamanan dan pengamanan di gedung wakil rakyat itu memang sangat memprihatinkan. Padahal, Gedung DPR merupakan salah satu ikon Indonesa, selain Istana Negara.
Menurut dia, minimnya fasilitas keamanan di Gedung DPR disebabkan anggaran yang terbatas. Ia mengatakan, biaya pemeliharaan untuk fasilitas keamanan di DPR tak pernah diperhatikan oleh pemerintah.
"Makanya bilang saja Menteri Keuangan atau pemerintah pelit. Ini kan ikon negara," ujar dia.
Anton menegaskan, pemerintah harus membedakan biaya yang diperlukan oleh departemen dan lembaga politik seperti DPR. Ia mencontohkan, kebutuhan anggaran departemen bisa ditetapkan dalam jangka per tahun. Namun, untuk lembaga politik, penganggaran harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Ihwal langkah konkret yang akan dilakukan BURT DPR untuk meningkatkan sistem keamanan, Anton mengatakan, baru akan didiskusikan pada Rabu (17/10). "Besok kita akan rapat BURT jam 3 tentang masalah ini," kata dia.