Rabu 17 Oct 2018 09:18 WIB

Mesir Minta Rusia Buka Penerbangan Langsung ke Laut Merah

Penerbangan langsung antara Moskow dan Kairo dibuka kembali pada April lalu

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Mesir Abdul Fatah as-Sisi ketika bertemu Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin di Novo-Ogaryovo pada 13 Februari 2014.
Foto: RIA Novosti
Presiden Mesir Abdul Fatah as-Sisi ketika bertemu Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin di Novo-Ogaryovo pada 13 Februari 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Mesir mendesak Rusia untuk membuka penerbangan langsung ke resor Laut Merah Mesir. Hal ini disampaikan saat ia membahas upaya untuk meningkatkan hubungan dengan para pejabat Rusia dan anggota parlemen pada Selasa (16/10).

Pemerintah Rusia sebelumnya telah membekukan penerbangan ke Mesir setelah sebuah bom yang dipasang kelompok ISIS membuat pesawat penumpang Rusia jatuh di atas Sinai pada Oktober 2015. Peristiwa tersebut menewaskan semua penumpang dan kru di dalamnya yang berjumlah 224 orang.

Penerbangan antara Moskow dan Kairo dibuka kembali pada April lalu setelah pejabat Mesir meningkatkan keamanan bandara. Namun, pembicaraan terkait memulihkan perjalanan udara secara langsung ke resor Laut Merah Mesir masih belum selesai.

Berbicara di majelis tinggi parlemen Rusia, Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi menekankan bahwa memulihkan penerbangan sangat penting bagi industri pariwisata negaranya.

Setelah pertemuan di Moskow dengan anggota parlemen dan menteri kabinet Rusia, el-Sissi bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat makan malam di resor Laut Hitam di Sochi. Kedua pemimpin telah meningkatkan hubungan pribadi yang dekat dan berusaha memperluas hubungan bilateral yang telah diperkuat selama beberapa tahun terakhir.

Itu menjadi perjalanan ke Rusia keempat bagi El-Sissi sejak menjabat pada 2014. Sementara Putin sempat mengunjungi Mesir pada 2015 dan 2017.

Mesir telah menandatangani kesepakatan untuk membeli senjata Rusia senilai miliaran dolar, termasuk jet tempur dan helikopter serang. Ketika Putin mengunjungi Kairo Desember lalu, para pejabat menandatangani kesepakatan untuk Rusia untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Dabaa.

Penasihat urusan luar negeri Putin, Yuri Ushakov mengatakan kepada wartawan, kedua presiden akan membahas pelaksanaan kontrak pabrik nuklir, serta prospek dimulainya kembali penerbangan ke resor Laut Merah dan masalah lainnya. El-Sissiakan ditawarkan  senjata Rusia, termasuk yang diminati Mesir.

Ushakov mencatat, perdagangan bilateral keduanya naik 62 persen tahun lalu mencapai 6,7 miliar dolar AS dan terus berkembang dengan cepat pada tahun ini. "Ekspor biji-bijian Rusia saat ini mencapai sekitar 70 persen dari kebutuhan Mesir,"katanya.

Ushakov menambahkan, Putin dan el-Sissi akan membahas masalah-masalah internasional, dengan fokus pada situasi di Suriah, Libya, Yaman dan pemukiman Palestina-Israel. Setelah pembicaraan yang lebih luas pada Rabu (17/10), kedua presiden dikabarkan untuk menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang komprehensif sehingga lebih meningkatkan hubungan Rusia-Mesir.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement