REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Dalam rangka memperingati Hari Santri 2018, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo memecahkan rekor Muri dan dunia dengan membuat kaligrafi terbesar 'Hubungan Pancasila dan Islam dalam Angka' pada Senin (22/10).
Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy mengatakan, panjang kaligrafi tersebut mencapai 27 meter. Angka itu melambangkan muktamar ke-27 NU yang melahirkan penerimaan asas tunggal pancasila di PP. Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo 1984.
Sementara, lebar kaligrafi yang membentang seluas 9 meter melambangkan 9 wali yang mengislamkan tanah Jawa. "Ini dikerjakan oleh 17 santri, tafaulan dengan 17 rakaat sehari semalam, melambangkan Alqur’an diturunkan ke langit dunia pada tanggal 17 Ramadhan," kata Kiai Azaim dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (22/10).
Adapun waktu pengerjaan kaligrafi raksasa itu membutuhkan 22 hari yang melambangkan bahwa hari santri nasional ditetapkan tanggal 22 Oktober. Selain itu, penyangga dari kaligrafi ini berjumlah sebanyak 7 pilar yang menandakan tujuh lapis langit dan bumi, tujuh hari, serta tujuh surat Alquran himpunan surat Al Fatihah.
"Kaligrafi tersebut juga diangkat oleh 313 santri sembari membaca dzkir basmalah yang melambangkan pasukan badar Rasulullah SAW," jelas Kiai Azaim.
Sementara itu, Pengajar Senior Ponpes Salafiyah Syafiiyah, KH Muhyiddin Khatib menjelaskan bahwa selain menggelar pemecahan rekor tersebut, Ponpes Salafiyah juga menggelar Halaqah Nasional “Reaktualisasi Resolusi Jihad NU dalam mempertahankan NKRI”.
"Halaqah Nasional diadakan sebagai kajian ilmiah untuk melakukan reaktualisasi semangat Resolusi Jihad," kata kiai kelahiran Pulau Bawean, Gresik ini.