REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lembaga Penangulangan Bencana dan Iklim (LPBI) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan program Ngaji Plastik. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman dalam mengendalikan sampah plastik.
Direktur Bank Sampah Nusantara LPBI PBNU, Fitri Aryani mengatakan ngaji diambil sebagai metode karena kegiatan ini akrab dengan masyarakat dan warga NU.
“Ngaji biasanya untuk memberikan pengetahuan agama, lalu sosial kemanusiaan. Apa salahnya sekarang kegiatan ngaji untuk mengatasi isu lingkungan dalam hal ini sampah plasti,” ujarnya saat acara Peluncuran Ngaji Plastik di Gedung PBNU, Kamis (25/10).
Menurutnya, sasaran program tersebut adalah para santri. Sebab, mereka merupakan salah satu investasi besar untuk masa depan.
“Kalau mau lingkungan kita lestari, anak-anak ini punya peran ke depan. Mungkin hasil yang kita petik tidak sekarang, bisa belasan atau puluhan tahun lagi. Itu penting itu mengantisipasi di mana kita diramalkan kalau tidak bisa mengendalikan jumlah plastik akan memenuhi lautan Indonesia,” paparnya.
Ia mengaku bersyukur karena antusias peserta. “Kalau dari resepons anak-anak ini selama pelatihan yang selalu bertanya, boleh datang lagi kapan, ini menunjukkan antusias mereka,” ucapnya.
Adapun para peserta berasal dari lingkungan pesanten, komunitas mengaji dan anggota LPBI NU seluruh Indonesia. Selain itu, Ngaji Plastik juga dilakukan di beberapa sekolah yang mengundang tim BSN.
Pada kegiatan Ngaji Plastik peserta diajari teknik membuat ekobrik. Pertama sampah plastik dipotong-potong, kemudian dimasukkan ke dalam botol bekas yang juga berupa sampah.
“Kami ingin mengurangi konsumsi plastik, yaitu agar anak-ana bijaksana pada saat jajan bisa memilah dan memilih makanan yang tidak menghasilkan sampah. Kemudian, kegiatan ini bisa mengajak bersikap bijak mengelola plastik yang dihasilkan, bukan langsung membuat produk,” tambahnya.
Di sisi lain, penanganan plastik menjadi program yang dicanangkan pemerintah. Untuk itu diharapkan LPBI NU turut berkontribusi meminimalisir penggunaan plastik.
“Jadi ini sebagai follow up atau kampanye stop penggunaan plastik, baik berupa kantong plastik maupun sedotan plastik. Indonesia merupakan negara kedua dari penggunanan plasti terbanyak di dunia,” ucapnya.