Jumat 26 Oct 2018 10:35 WIB

AS Didesak Cabut Dukungan untuk Saudi

AS mendukung Saudi dalam perang Yaman.

Red: Nur Aini
Bernie Sanders
Foto: EPA/SHAWN THEW
Bernie Sanders

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator AS menyatakan AS mesti secepatnya meninjau hubungannya dengan Arab Saudi dan menghentikan dukungan buat Kerajaan itu dalam perangnya dengan Yaman. Hal itu dengan alasan terbunuhnya wartawan Jamal Khashoggi.

Di dalam artikel yang disirkan pada Rabu (24/10) di The New York Times, Senator Vermont Bernie Sanders mengatakan kepada Arab Saudi perlu diperlihatkan bahwa Kerajaan tersebut "tidak memiliki cek kosong untuk terus melanggar hak asasi manusia".

"Satu tempat kita bisa memulai ialah dengan mengakhiri dukungan Amerika Serikat buat perang di Yaman," katanya.

"Bukan hanya perang ini menciptakan bencana kemanusiaan di satu negara paling miskin di dunia, tapi juga keterlibatan Amerika dalam perang ini tidak mendapat pengesahan dari Kongres dan oleh karena itu tidak konstitusional," kata Sanders.

Pada 2015, Arab Saudi dan sekutu Arab melancarkan serangan udara besar dengan tujuan memutar-balikkan perolehannya di Yaman. Kerusuhan telah memporak-porandakan prasarana umum di Yaman, termasuk sistem pengairan dan kebersihan, sehingga membuat PBB menggambarkan situasi itu sebagai salah satu "bencana kemanusiaan paling buruk di zaman modern".

"Amerika Serikat terlibat sangat jauh dalam perang ini. Kita menyediakan bom yang digunakan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, kita memberi bahan bakar kembali buat pesawat mereka sebelum mereka menjatuhkan bom itu, dan kita membantu dengan keterangan intelijen," tulis Sanders, sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu.

Ia mengatakan dalam banyak kasus, warga sipil menjadi sasaran bom.

"Dalam salah satu peristiwa yang paling mengerikan baru-baru ini, satu bom buatan Amerika melenyapkan satu bus sekolah yang dipenuhi anak kecil, menewaskan puluhan dan melukai banyak lagi," ia menulis. "Satu laporan CNN mendapati bukti bahwa senjata Amerika telah digunakan dalam serangkaian serangan mematikan semacam itu terhadap warga sipil sejak perang meletus."

Sandera menyatakan AS tak ingin membahayakan penjualan senjatanya dengan Arab Saudi. Presiden AS Donald Trump menjawab satu pertanyaan mengenai terbunuhnya Khashoggi serta mengatakan, "Arab Saudi mengeluarkan 110 miliar dolar AS untuk perlengkapan militer."

Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post, terakhir kali terlihat pada 2 Oktober, ketika ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Setelah berhari-hari membantah bahwa Riyadh mengetahui keberadaan wartawan tersebut, beberapa pejabat Arab Saudi pekan lalu mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam "perkelahian" di Konsulat itu.

Sanders mengatakan pada awal tahun ini, ia mendesak Kongres agar mengakhiri dukungan AS buat perang Kerajaan tersebut di Yaman.

"Pada Februari, bersama dengan dua rekan saya --Mike Lee anggota Republik dari Utah dan Chris Murphy, anggota Demokrat dari Connecticut-- saya mengajukan ke Senat Resolusi Gabungan 54, yang menyeru presiden agar menarik diri dari perang Arab Saudi di Yaman," katanya. Ia menambahkan Senat menunda pertimbangan bagi resolusi itu dengan 55 berbanding 44 suara.

"Sejak itu, krisis ini bertambah parah dan kerumitan kita bahkan menjadi lebih besar," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement