Jumat 26 Oct 2018 15:38 WIB

Mendagri Tunjuk Sekda Cirebon Jadi Plt Bupati

Wakil Bupati Cirebon sudah mengundurkan diri karena maju sebagai caleg DPR

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra mengenakan rompi oranye usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra mengenakan rompi oranye usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, mengatakan telah menunjuk Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, Rahmat Sutrisno, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati. Rahmat menggantikan posisi Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra yang sudah resmi ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Mengenai Cirebon, tadi pagi saya sudah menyerahkan SK kepada Gubernur (Jawa Barat) untuk menyerahkan SK Plt Bupati kepada Sekda Kabupaten Cirebon. Ini untuk mencegah kekosongan pemerintahan," ujar Tjahjo kepada wartawan di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (26/10) sore.

Dia melanjutkan, nantinya akan ada pertimbangan lebih lanjut apakah perlu ditunjuk pejabat lain untuk urusan perubahan anggaran di daerah itu. "Cukup sekda saja sebagai Plt, atau nanti ada pejabat tingkat provinsi yang ditunjuk. Sebab, saat ini kan Wakil Bupati Cirebon sudah mengundurkan diri karena maju sebagai caleg DPR," papar Tjahjo.

Dia menambahkan, secara prinsip, tata kelola pemerintahan di Cirebon, Bekasi, Pasuruan, dan Malang tetap berjalan dengan baik. Sebagaimana diketahui, di daerah-daerah itu, masing-masing kepala daerahnya menjadi tersangka korupsi.

Sebelumnya, setelah menjalani pemeriksaan sebagai tersangka, Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra resmi ditahan penyidik KPK. Sunjaya merupakan tersangka terkait praktik suap terkait mutasi jabatan, proyek dan perizinan di Pemkab Cirebon tahun anggaran 2018.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement