REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Bukopin Tbk menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini dapat mencapai enam sampai tujuh persen. Sejumlah strategi pun disiapkan demi merealisasikan target tersebut.
Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan, perseroan fokus menggarap segmen ritel seperti kredit konsumer, mikro, serta Usaha Kecil Menengah (UKM). Sementara segmen komersial sebagai penyeimbang.
"Kredit mikro kita harap tumbuh 15 persen, lalu konsumer 10 persen. Penyeimbangnya komersial, pertumbuhan komersial lebih lambat," ujar Eko dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, (29/10).
Menurutnya, kredit mikro dan konsumer juga menyumbang kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) paling kecil. Ia menambahkan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang merupakan bagian dari kredit konsumer ditargetkan pula tumbuh dua angka tahun ini.
"Untuk KPR, target market kita yaitu first home atau rumah pertama. Kita sasar pasangan muda, tentunya sulit bagi mereka lunas dalam waktu lima tahun rata-rata 10 sampai 15 tahun. Maka karena ini produk kredit jangka panjang kita juga perlu sumber dana jangka panjang," jelas Eko.
Demi mendapatkan pendanaan jangka panjang, kata dia, Bank Bukopin menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). "Jadi setiap pinjaman KPR bisa diagunkan ke SMF untuk mendapat pendanaan jangka panjang," tambahnya
Dirinya menyebutkan, NPL KPR Bank Bukopin cukup rendah yakni di bawah 1,7 persen. "Jadi mengembangkan KPR bagus juga untuk dukung program pemerintah Satu Juta Rumah," kata Eko.
Lebih lanjut, ia menyatakan, tahun depan perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sekitar delapan sampai 10 persen. Hanya saja, secara pasti, Bank Bukopin akan menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) dahulu lalu diserahkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir November.