REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah museum yang begitu banyak sudah menunjukkan betapa pentingnya posisi museum bagi peradaban Indonesia. Sayangnya, tingginya jumlah itu belum dibarengi tingginya jumlah kunjungan ke museum itu sendiri.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengaku, belum puas atas angka kunjungan ke museum-museum selama ini. Ia merasa, masih banyak aspek-aspek yang masih kurang dioptimalkan.
Mulai dari penataan, koleksi sampai promosi museum-museum yang selama ini dirasa masih kurang. Hal itu diungkapkan karena ia merasa aspek-aspek itu sebenarnya sangat bisa ditingkatkan.
"Sehingga, saat ini museum belum jadi destinasi favorit yang mencerahkan," kata Muhadjir saat dihubungi Republika, Jumat (2/11) siang.
Ia menilai, seharusnya ada penataan yang jauh lebih serius untuk museum-museum yang ada di Indonesia. Baik museum-museum yang berada di bawah Kemendikbud, maupun museum-museum yang dimiliki daerah-daerah.
Untuk itu, ia berharap, semua elemen terkait dapat menghadirkan inovasi-inovasi, yang mampu memberikan dampak positif meningkatnya kunjungan ke museum. Bahkan, Muhadjir mengaku memiliki harapan museum bisa ramai seperti pasar.
Muhadjir menekankan, jangan sampai museum sebagai satu elemen penting peradaban malah sepi. Apalagi, sampai situasi atau kondisi museum-museum sangat sepi dari kerumunan orang.
"Museum harus membuka diri dan dipadukan aktivitas-aktivitas yang bisa mengundang kehadiran masyarakat luas," ujar Muhadjir.
Menurut Muhadjir, perpaduan itu bisa membuat museum tidak menjadi satu-satunya tujuan kunjungan. Tapi, akan banyak sasaran kunjungan sampingan yang tentnya sangat bisa dimanfaatkan pengunjung.
Artinya, lanjut Muhadjir, fungsi museum sebagai penyedia informasi yang mendidik bisa berjalan secara optimal. Sebab, terdapat stan-stan lain sekitar museum yang memiliki daya undangnya masing-masing.
"Sehingga, orang-orang awam yang semula tidak tertarik ke museum, mungkin hanya iseng, belanja, setelah masuk ternyata menemukan ini, menemukan itu," kata Muhadjir.
Untuk itu, ia berharap ada proses penyadaran kepada masyarakat tentang betapa pentingnya museum sebagai satu khazanah peradaban budaya masyarakat. Artinya, tidak cuma harus dilestarikan tapi menjadi tempat pembelajaran.