REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua dari satu korban kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610 yang berhasil teridentifikasi atas nama Hizkia Jorry Saroinsong (23), mengatakan putra tercintanya teridentifikasi merupakan mukjizat dari Tuhan. Ia berhasil diidentifikasi lewat salah satu organ tubuh.
"Buat saya itu suatu mukjizat di antara sekian banyak, hanya satu tangan saja yang teridentifikasi. Itu menyatakan Tuhan baik buat saya, buat keluarga saya," kata sang ibu, Sila Fenita, di RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, Jumat malam.
Saat dikirim ke RS Polri dalam kantung jenazah pada Kamis (1/11), jenazah Hizkia hanya menyisakan lengan kanan dengan tiga jarinya yakni ibu jari, telunjuk dan kelingling.
Meski begitu, tim Disaster Victim Investigation (DVI) RS Polri Raden Said Sukanto, bisa mengidentifikasi korban melalui sidik jari yang memiliki kecocokan 14 titik dengan data antemortem.
Setelah berhasil teridentifikasi, Sila dan suaminya Johan Harry Saroinsong baru akan membawa jenasah Hizkia pada Sabtu (3/11) ke kediamannya di Jalan Kramat V nomor 20 RT 004 RW 009, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Baca juga, Nelayan Rasakan Dentuman Keras Pesawat Lion Air Jatuh.
Baik Sila dan Johan, keduanya tidak memastikan lagi apakah potongan tubuh yang berhasil teridentifikasi itu adalah putranya atau bukan. "Kami sudah enggak lihat lagi, kami percaya dengan informasi yang ada dan kami amini. Itu saja. Semuanya (kondisi keluarga) masih baik," kata Sila menambahkan dengan acungan ibu jari.
Hizkia merupakan satu dari tiga korban yang berhasil diidentifikasi pada Jumat ini bersama Chandra Kirana (29) dan satu korban wanita bernama Monni (41).