Senin 12 Nov 2018 12:08 WIB

Sempat Renggang, Inggris Ajukan Syarat Hubungan Baru Rusia

Hubungan Inggris dan Rusia sempat memanas pascaterungkapnya spionase Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nashih Nashrullah
Perdana Menteri Inggris Theresa May.
Foto: Richard Pohle/Pool via AP Photo
Perdana Menteri Inggris Theresa May.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan negaranya siap membuka hubungan baru dengan Rusia. 

Tapi dengan syarat, Rusia mulai mengambil langkah baru dan berhenti menyerang perjanjian dan keamanan internasional. 

"Kami akan melanjutkan kesediaan kami untuk bertindak sebagai komunitas bangsa-bangsa untuk menegakan aturan di seluruh dunia," kata May dalam pidatonya di Lord Mayor Banquet, Senin (12/11). 

Lord Mayor Banquet merupakan sebuah acara makan malam yang digelar setiap tahun di Guildhall, London untuk memperingati wali kota London yang sudah pensiun. 

Pada pidatonya di acara yang sama tahun lalu, May memperingatkan ancaman agresif Rusia dan campur tangan mereka dalam pemilu-pemilu di Inggris. 

May juga sering memberikan kritikan keras terhadap Rusia sebelum kasus peracunan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury. 

Pada tahun ini, May juga mengusir diplomat-diplomat Rusia dari negaranya setelah kasus Salisbury mencuat. 

"Tapi seperti yang saya katakan pada tahun lalu, ini bukan hubungan yang kami inginkan dengan Rusia,” kata dia. 

May mengatakan, ingin mempertahankan membuka hubungan yang berbeda di mana Rusai berhenti melakukan serang-serangan yang dapat mencederai perjanjian internasional dan keamanan internasional. 

May sering mengatakan, keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa tidak berarti menjadi mundur dan terisolasi. 

Dalam pidatonya. dia hendak memperkuat pernyataan Inggris yang siap untuk memainkan peran yang lebih berat lagi di dunia. 

Tapi dalam pidatonya tersebut May tidak menyinggung tentang Brexit. Dia berharap bisa menghindari terlalu banyak membahas detail negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa, yang mana telah membelah kabinetnya menjadi dua kelompok.  

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement