Kamis 15 Nov 2018 23:43 WIB

PMII Ajak Warga Jaga Kondusivitas Daerah

PMII menolak politisasi tempat ibadah dan lembaga pendidikan sebagai ajang kampanye.

ilustrasi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
ilustrasi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kondusivitas daerah menjelang pelaksanaan pemilu legislatif dan presiden pada 2019.

"Mari kita menjaga keamanan, jangan karena ada perbedaan pilihan membuat kita pecah belah sesama anak bangsa," kata Aziz Muslim seusai terpilih sebagai Ketua Pengurus Koordinator Cabang PMII Region Bali Nusra periode 2018-2020 dalam Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Bali-Nursa ke IV di Mataram, Kamis.

Ia menyatakan, dalam menyikapi politik tahun 2019, PMII juga telah membuat sejumlah poin penting sebagai pernyataan sikap organisasi.

Di antaranya menolak segala bentuk eksploitasi isu SARA untuk kepentingan politik yang dapat merusak kesatuan dan persatuan bangsa. "Kami juga menolak politisasi tempat ibadah dan lembaga pendidikan sebagai ajang kampanye pileg dan Pilpres 2019," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga menolak penyebaran hoaks dan ujaran kebencian yang berpotensi menyebabkan konflik horizontal di tengah masyarakat. Termasuk, mendukung suksesnya pelaksanaan Pemilu 2019 yang aman, damai dan sejuk.

"Kami juga mengimbau semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa guna mendukung kondusivitas keamanan nasional menjelang pelaksanaan pileg dan Pilpres 2019," jelas Aziz.

Mantan Ketua PMII Mataram ini menegaskan pihaknya siap membangun sinergi bersama pemerintah daerah untuk kemajuan NTB ke depan. "Kami bersama seluruh cabang PMII se Bali-Nusra siap bersinergi untuk kemajuan bersama dan kemaslahatan umat," tegas Aziz.

Bahkan, lanjut Aziz, mereka juga mendorong pemerintah daerah untuk memperhatikan kebutuhan organisasi kepemudaan (OKP) dalam meningkatkan kreativitas dan produktivitas generasi bangsa.

"Kami minta pemda memperhatikan pemuda, tidak hanya PMII, tapi juga organisasi kepemudaan lainnya," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement