Jumat 23 Nov 2018 10:56 WIB

NTB Jajaki Penerbangan Langsung dari Cina ke Lombok

Pasar wisatawan dari Cina merupakan salah satu segmen pasar yang sedang menggeliat.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Anak-anak bermain di area bermain anak Bandara Internasional Lombok, NTB, Selasa (11/4).
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak bermain di area bermain anak Bandara Internasional Lombok, NTB, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menjajaki kerja sama dengan maskapai untuk membuka rute penerbangan langsung internasional ke Lombok. Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, salah satu rencana pembukaan rute penerbangan langsung yang terus digodok ialah rute penerbangan langsung dari Guangzhou, Cina ke Lombok.

"Itu program lama, bahkan sebelum gempa, namun sempat terhenti saat gempa kemarin," ujar Zul di Mataram, NTB, Jumat (23/11).

Zul menyampaikan, pasar wisatawan dari Cina merupakan salah satu segmen pasar yang sedang menggeliat. Pertumbuhan ekonomi yang bagus di Cina mendorong banyak warganya mencari berbagai destinasi wisata di luar Cina.

"Mereka (wisatawan Cina) sedang mencari destinasi wisata alternatif selain Bali, nah salah satu yang masuk radar itu Lombok," lanjutnya.

Zul mengatakan, Pemprov NTB terus menjalin komunikasi dengan Lion Air Group sebagai maskapai yang hendak membuka rute penerbangan langsung dari Guangzhou ke Lombok. Zul masih belum tahu apakah nantinya akan dibuka dengan penerbangan carter terlebih dahulu atau langsung penerbangan komersial.

"Rencananya terealisasi sekitar Februari-Maret juga, yang agak berat cari slot di Cina sendiri bukan di kita atau Lion," kata dia.

Pemprov NTB, kata Zul, berusaha menjadi tuan rumah yang baik dengan menyiapkan infrastruktur untuk menyambut para wisatawan mancanegara. Berkaca dari penerbangan langsung Cina-Manado, kata Zul, banyak turis Cina mengeluhkan soal tingginya harga hotel di Manado yang tiba-tiba melonjak naik begitu ada penerbangan langsung dari Cina ke Manado.

"Ketika permintaan banyak, tahu-tahu harga hotel jadi sangat tinggi, mereka (Cina) minta kita jangan seperti itu, jangan karena ada turis baru kemudian kita gila-gilaan menaikan tarif hotel sehingga tidak menarik lagi," kata Zul menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement