REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Lion Mentari Airlines akan menyurati Komite Nasional Keselamatan Transprtasi (KNKT) terkait laporan awal (preliminary report) investigasi pesawat PK-LQP yang jatuh pada 29 Okrober 2018.
Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu malam, mengatakan, ada ketidaksesuaian antara laporan yang dikeluarkan oleh KNKT dengan pemberitaan di media.
"Ada berita yang beredar kita di sini mengatakan pesawat tersebut sudah tak layak terbang sejak terbang dari Denpasar. Pernyataan ini menurut kami tak benar," katanya.
Untuk itu, ia akan meminta klarifikasi kepada KNKT apakah pernyataan tersebut bersumber dari komite itu sendiri. Langkah itu, kata Edward akan dilakukan secara tertulis. "Langkah kami mengklarifikasi KNKT dan kami akan lakukan secara tertulis, apabila tak ada tanggapan, kami akan tempuh jalur hukum," katanya.
Setidaknya terdapat tiga hal yang dibantah oleh Lion Air. Pertama soal pesawat tidak laik, kedua memberikan data yang tidak benar, ketiga tidak menciptakan budaya keselamatan secara baik.
Baca juga, Pilot Lion Air Berjuang Kendalikan Pesawat Hingga Terjatuh.
Edward membantah kalau pesawat PL-LQP tidak laik, pesawat tersebut sudah laik jalan sejak di Denpasar. "Kami selalu memberikan data yang benar, ini perlu kami klarifikasi. Namun dalam kasus ini ada dua dokumen yang berbeda memang ya. Jadi tak benar bahwa pesawatnya tak laik terbang dari Denpasar," katanya.
Terkait perbedaan jumlah kru kabin di pesawat, Edward menuturkan satu kru merupakan inspektur jadi tidak terhitung sebagai kru di data kotak hitam Flight Data Recorder (FDR). "Hal ini bisa menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap kejadian ini," katanya.