REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapendam XII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi, menyebutkan, pihaknya akan mengecek lokasi di mana pekerja Proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, tewas, pagi ini. Pengecekan baru bisa dilakukan pagi hari karena medan menuju lokasi tersebut sulit untuk dilalui pada malam hari.
"Pagi, saat ini situasi saat malam hari dan medan yang berat kurang ideal untuk melakukan pengecekan ke lokasi," ujar Dax saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (4/12).
Selain medan yang berat untuk menuku ke lokasi, daerah tersebut juga berada di wilayah pedalaman dan sulit sinyal untuk berkomunikasi. Karena itu, ia menjelaskan, pihaknya hingga malam tadi belum bisa memastikan informasi yang diberikan oleh masyarakat tersebut.
Sebanyak 31 orang pekerja Proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, tewas. Mereka diduga dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Ahad (2/12).
Berdasarkan keterangan Polda Papua, hingga Senin (3/12) pukul 22.35 WIT, sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu. Kemudian, sebanyak delapan orang sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Tapi, delapan orang itu dijemput oleh KKB, tujuh di antaranya dibunuh dan satu orang belum ditemukan.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal melalui keterangan tertulisnya menjelaskan kronologi peristiwa pada Sabtu (1/12) malam, Manajer Proyek jembatan Habema-Mugi bernama Cahyo, mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Jhoni, koordinator lapangan pembangunan jembatan.
"Namun, Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon tersebut," kata Kamal, Senin (3/12).
Jhoni diketahui sedang melaksanakan pembangunan jembatan di Kali Aurak-Yigi, Nduga. Sementara, seorang pegawai Bina Marga bernama Monang Tobing melakukan komunikasi SMS dengan Jhoni pada tanggal 30 November 2018. Diduga, penelepon Cahyo tersebut adalah KKB yang menculik para pekerja.
Berdasarkan informasi pos Satgas Pamrahwan 755/Yalet di Napua-Wamena, pada 30 November 2018 pukul 04.00 WIT tercatat satu unit mobil Ran Strada dengan muatan BBM Solar milik PT Istaka Karya menuju Camp Istaka Karya di Distrik Yigi. Mobil itu membawa lima pegawai dan tiba kembali di Wamena pada pukul 18.30 WIT.
Selanjutnya, pada 1 Desember 2018 tercatat dua mobil menuju ke Camp Distrik Yigi dengan masing-masing membawa 15 pekerja proyek dari PT Istaka Karya. Pada 2 Desember 2018 malam, satu mobil Strada kembali ke Wamena dan pada Senin 3 Desember 2018 satu mobil Strada kembali lajuran dari Wamena ke Distrik Mbua Kabupaten Nduga.
"Dari informasi bahwa satu mobil Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya sampai saat ini belum kembali ke Wamena," jelas Kamal.
Mendapat informasi tersebut, personel gabungan Polri dan TNI bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi, Kabupaten Nduga. Namun saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah satu mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik karena jalan di blokir oleh Kelompok Kriminal Bersenjata.
"Tindakan kepolisian yang dilakukan yakni menerima laporan, melakukan koordinasi dengan pihak terkait, melakukan pengecekan tentang informasi tersebut," ujar Kamal.
Personel gabungan TNI/Polri telah diterjunkan dan selalu siap melakukan evakuasi terhadap para korban dan menangkap para pelaku.