REPUBLIKA.CO.ID, NOUMEA -- Gempa bawah laut berkekuatan 7,5 skala Richter (SR) melanda pantai timur Kaledonia Baru di Pasifik Selatan, pada Rabu (5/12). Menurut seismolog setempat, gempa itu telah memicu peringatan tsunami dan evakuasi.

Pacific Tsunami Warning Centre mengatakan gelombang tsunami telah diamati di wilayah tersebut, tetapi tidak mengatakan di mana tepatnya. Warga Kaledonia Baru telah menerima pesan teks yang mengarahkan mereka untuk pergi segera ke tempat perlindungan, karena gelombang air laut setinggi hingga tiga meter mungkin akan datang.

Namun penduduk di Kaledonia Baru dan dekat Vanuatu mengatakan mereka tidak merasakan gempa. Sirene peringatan tsunami juga tidak segera diaktifkan di Vanuatu.

"Gelombang tsunami berbahaya diperkirakan terjadi di beberapa pantai," kata Pacific Tsunami Warning Centre. Setelah sebelumnya memberi peringatan bahwa zona bahaya termasuk pantai-pantai yang terletak di 1.000 km dari pusat gempa.

Gempa bawah laut itu hanya berada di kedalaman 10 km dan terletak sekitar 155 dari Loyalty Islands di lepas pantai timur Kaledonia Baru. Gempa bumi umumnya lebih merusak ketika pusatnya berada di dekat permukaan.

Pusat gempa berada sekitar 300 kilometer di timur Noumea. Tidak ada laporan langsung kerusakan dari gempa.

Seorang juru bicara kelompok pertambangan dan logam Prancis, Eramet, yang menjalankan pabrik nikel Doniambo di pelabuhan utama Noumea, mengatakan perusahaan telah mengaktifkan sistem peringatan tsunami.

"Prosedurnya adalah meminta orang yang bekerja di dekat laut untuk naik lebih tinggi," kata dia, dikutip Aljazirah. Ia mengaku telah merasakan gempa, dan menggambarkan guncangannya yang kuat tetapi tidak tahan lama.

Kaledonia Baru, kepulauan yang dihuni sekitar 270 ribu orang, merupakan wilayah kekuasaan Prancis. Wilayah ini terletak di Pasifik "Ring of Fire", tempat sebagian besar gempa bumi dunia dan aktivitas gunung berapi terjadi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika