REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa tektonik dirasakan warga Lombok dan Bali dengan magnitudo 5,3 SR, Kamis (6/12) pukul 08.02 WIB. Akibat kejadian tersebut, siswa sekolah di Mataram dipulangkan lebih awal.
Kepala Pusat data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun Twitter-nya menyatakan, gempa yang terjadi selama kurang lebih lima detik membuat siswa sekolah panik.
"Anak-anak SD langsung dipulangkan pascagempa 5,3 SR yang mengguncang Kota Mataram," tulisnya di Twitter.
Sutopo juga menyampaikan, hingga saat ini, belum ada laporan terkait kerusakan dan korban dari gempa yang terasa hingga Denpasar tersebut.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan, pusat atau episentrum gempa terletak pada koordinat 8,5 LS dan 116,06 B.
"Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 10 km arah barat laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 10 km," tulisnya melalui keterangan resmi.
Ia menyatakan, dengan memperhatikan lokasi episentrum, kedalaman hiposentrum, dan mekanisme sumbernya maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dampak gempa bumi ini dilaporkan menimbulkan guncangan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur, Denpasar, Jimbaran, Tabanan, Nusa Dua, dan Sumbawa III, Karangasem, Singaraja, dan Kuta.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," tegasnya.