REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Penerangan Kodam XII/ Cendrawasih Letkol Infranteri Dax Sianturi mengatakan, pihaknya mendapat informasi ada tiga orang anggota kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang meninggal dunia. Ia memperkirakan, ketiganya meninggal saat terjadi kontak tembak ketika pasukan keamanan melakukan pengevakuasian.
"Kami mendapat info dari masyarakat yang mendengar komunikasi antarkelompok KKSB melalui radio SSB. Dari komunikasi antarmereka itu didapat informasi, kelompok mereka telah tewas tiga orang," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (12/12).
Dax menyebutkan, ketiganya bukan tewas pada saat terjadinya baku tembak antara KKSB dengan prajurit TNI yang terjadi pada Selasa (11/12) di Distrik Yigi, Nduga, Papua. Ia memperkirakan, ketiganya meninggal dunia pada saat terjadi baku tembak dengan pasukan keamanan yang tengah melaksanakan pengevakuasian korban dan jenazah karyawan PT Istaka Karya.
"Kalau yang kemarin, saya belum mendapat informasi ada KKSB yang tewas," katanya.
Hingga saat ini, pihaknya belum menemukan jenazah ketiga anggota KKSB tersebut. Itu karena, kata Dax, informasi yang pihaknya dapatkan adalah informasi yang berasal dari komunikasi radio.
Pada pagi hari Selasa (11/12) lalu, kontak tembak kembali terjadi antara anggota TNI Kodam XVII/Cendrawasih dengan KKSB di Distrik Yigi. Baku tembak itu terjadi di pos TNI yang baru dibangun di Yigi pascaterjadinya penembakan terhadap puluhan karyawan PT Istaka Karya di Puncak Kabo.
"Arah serangan dari arah barat dari atas ketinggian jarak sekitar 500-600 meter dari pos TNI, kondisi medan rimbun tertutup pohon-pohonan. Anggota TNI yang ada di pos berusaha membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak," ujar Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, saat dikonfirmasi, Rabu (12/12).
Mendapatkan serangan itu, separuh kekuatan TNI yang ada di lokasi berusaha melakukan pengejaran ke arah datangnya serangan. Mereka yang melakukan pengejaran dipimpin oleh Dan Pos Lettu Inf Ardan, sedangkan separuh kekuatan TNI lainnya melakukan pengamanan pos.
"KKSB melarikan diri secara terpencar masuk hutan sesekali melancarkan serangan. Namun, pasukan tetap melakukan pengejaran dengan memanfaatkan jejak KKSB yang ditemukan," tutur Aidi.
Akibat serangan tersebut, dua orang Prajurit mengalami luka tembak. Kedua prajurit TNI itu, yaitu Pratu Budi yang terkena luka tembak di Bahu dan Praka Aswad yang mengalami luka ringan di pelipis karena recosed munisi.
Ia menjelaskan saat itu sedang dilaksanakan proses evakuasi korban melalui jalur darat dari Yigi ke Mbua. Untuk kemudian dievakuasi melalui jalur udara menggunakan helikopter dari Mbua ke Wamena.
"Belum diketahui dari pihak KKSB apakah ada jatuh korban atau tidak, karena jarak yang cukup jauh dengan kondisi medan ekstrem dan tertutup. Namun, pada saat kontak tembak, prajurit berusaha membalas tembakan secara terarah dan terbidik," ujar Aidi.
Menurutnya, faktor kesulitan dari pengejaran itu adalah kondisi geografis yang sangat ekstrem dan penguasaan medan. Kelompok KKSB, jelas Aidi, sudah lama hidup di medan tersebut. Karena itu, mereka dapat menyusuri hutan tanpa sarana kompas dan peta atau alat bantu lainnya. "Namun demikian kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat prajurit dalam pelaksanaan tugas dengan memanfaat segala sarana dan kemampuan yang dimiliki," jelasnya.