Sabtu 15 Dec 2018 23:55 WIB

Militer Israel Ratakan Kamp Pengungsi di Ramallah

Tindakan itu memicu bentrokan yang melukai 14 orang.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Seorang warga Palestina melontarkan batu menggunakan ketapel di Ramallah, Tepi Barat Palestina.
Foto: Mohamad Torokman/Reuters
Seorang warga Palestina melontarkan batu menggunakan ketapel di Ramallah, Tepi Barat Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sedikitnya 14 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di kamp pengungsi Amari dekat kota Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki, Sabtu (15/12) waktu setempat. Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan warga yang terluka kini dirawat di Ramallah Medical Center.

"Warga Palestina yang menderita efek gas air mata menerima perawatan di Ramallah Medical Center," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, dilansir di Anadolu Agency, Sabtu (15/12).

Di waktu fajar, Sabtu (15/12) waktu setempat, pasukan Israel menghancurkan bangunan tempat tinggal empat lantai milik seorang perempuan Palestina yang lima putranya melayani hukuman seumur hidup di Israel. Perempuan itu adalah Latifa Abu Hmeid.

Anadolu Agency melaporkan pasukan militer Israel menggerebek kamp pada Sabtu (15/12) pagi hingga kemudian meratakan struktur bangunan. Sebelum itu, tentara Israel mengusir belasan wartawan dan aktivis solidaritas yang memilih tetap berada di dalam gedung sebagai upaya mencegah militer Israel menghancurkan bangunan.

Lantas terjadi ketegangan antara penduduk lokal dan pasukan Israel, yang memicu hempasan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan kerumunan orang. Lima putra Abu Hmeid semuanya saat ini menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel.

Salah satu dari mereka, Islam, dihukum karena melemparkan batu ke arah seorang tentara di awal tahun ini. Abu Hmeid juga memiliki putra keenam, yang ditembak mati oleh pasukan tentara Israel pada 1994.

Abu Hmeid menegaskan penghancuran gedung itu tidak akan meruntuhkan tekad warga Palestina selama ini. Dia juga bersumpah untuk membangun kembali struktur bangunan yang hancur itu sesegera mungkin.

"Semua putra saya telah menjadi martir atau dipenjara, dan itu tidak menghancurkan saya. Dan ini ketiga kalinya mereka menghancurkan rumah saya," katanya.

Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya lima orang Palestina tewas oleh pasukan Israel dan belasan lainnya terluka di seberang Tepi Barat yang diduduki. Asosiasi Tahanan Palestina mengatakan tentara Israel telah menahan sekitar 100 orang Palestina di seluruh Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak Kamis pagi kemarin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement