REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN melaksanakan program Pesantren Ku Berdaya di Jawa Tengah. Program ini merupakan bantuan usaha yang selain modal usaha juga pembinaan kewirausahaan kepada pesantren-pesantren.
Program Pesantren Ku Berdaya berlangsung 17-18 Desember 2018 di Dusun 1, Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pelatihan diberikan kepada 30 orang dari 15 lembaga pendidikan pesantren di DIY.
Tujuh lembaga terbaik yang telah dinilai akan mendapatkan bantuan usaha, masing-masing Rp 50 juta. Adapun pelatihan terdiri dari berdagang ala Rasulullah SAW yang diisi Muhammad Fanni Rahman Al Hafiz.
Lalu ada manajemen keuangan UKM yang diisi Bambang Hidayatun, dan pelatihan mental menjadi pengusaha yang diisi Adrian Akhmad Basir.
Selain itu, ada sejumlah pelatihan praktik usaha. Seperti praktik urban farming yang terdiri dari vertikuler, hidroponik dan aquaponik, usaha budidaya itik petelur, perikanan air tawar, sapi potong, pengelolaan limbah dan pengolahan daging.
Ketua III Bidang Koordinasi Unit dan Kerja Sama Strategis YBM PLN, Herry Hasanuddin mengatakan, kegiatan ini memang bertujuan pengelola pesantren bisa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan agrobisnis.
"Ada pertanian, peternakan, pengolahan, sehingga pembinaan dilakukan dari hulu sampai hilir," kata Herry kepada Republika.co.id, Senin (17/12).
Selain itu, ada praktik-praktik pertanian yang menerapkan teknologi, dan pengelolaan limbah-limbah seperti kotoran yang bisa diubah menjadi pupuk atau biogas. Semua keterampilan itu bisa menjadi modal penting pengembangan.
Ia menuturkan, pesertanya memang pesantren-pesantren yang ada di DIY dan Jawa Tengah dan telah melalui proses seleksi. Mereka dinilai konsen terhadap perkembangan, kemajuan dan kemandirian ekonomi pesantren.
Herry berharap, pesantren sebagai lembaga pendidikan yang khas Indonesia bisa secara kelembagaan memiliki kemandirian. Sebab, tujuan pesantren didirikan tentu memandirikan santri-santrinya sendiri secara perorangan.
"Tapi, sebenarnya yang sangat penting dan strategis secara kelembagaan pesantren juga bisa mandiri, terutama dari sisi finansial sebagai modal pengembangan pesantren itu sendiri," ujar Herry.