Rabu 19 Dec 2018 08:29 WIB

Warga Saudi Boikot Produk Turki Terkait Khashoggi

Warganet menilai Turki terlalu sibuk mengurusi kasus Khashoggi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolanda
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam Majelis Umum PBB, Selasa (25/9).
Foto: AP Photo/Richard Drew
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam Majelis Umum PBB, Selasa (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dalam beberapa hari terkahir, warga Arab Saudi meluncurkan kampanye boikot produk Turki. Mereka memprotes oleh sebab posisi Ankara pada kasus jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

Melansir Al-Arabiya, para aktivis Saudi menggunakan kampanye di media sosial yang melawan kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam menangani kasus kematian Khashoggi. Kampanye yang diwakili melalui tagar #Saudis_rejecting_the_Turkish_Products bertujuan memboikot semua produk asal Turki dan menggantinya dengan produk lokal atau produk lainnya dari negara sahabat yang bukan Turki.

Para aktivis Saudi mengatakan, tujuan kampanye mereka adalah untuk menghukum presiden Turki, sebab menderu kebijakan negatif terhadap Arab Saudi. Sementara ekonomi Turki jatuh di 2018, banyak warganet enggan membantu negara itu. 

"Mengapa kami membantu Ankara, sementara mereka berada pada posisi melawan negara kami," kata para aktivis.

Seorang konsumen Saudi melalui hashtag kampanye mengatakan, Erdogan membenci dirinya sendiri. Cuitan dari pengguna lain juga menyinggung, sementara Turki sibuk dengan urusan internal kerajaan, Saudi sibuk membangun masa depan mereka.

"Produk Turki harus diboikot," kata pengguna lain, mengingat bahwa Ankara berkonspirasi melawan Arab Saudi.

Dengan nada marah, orang lain menuliskan: "Karena negara kami diserang dengan kejam oleh media resmi Erdogan dan pernyataan provokatif Erdogan; tugas nasional kami mendesak kami untuk memboikot produk Turki apa pun sebagai tanggapan atas pelanggaran berulang ini," tulis cuitan salah satu pengguna dari Saudi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement