REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengajak ratusan warga terdampak gempa di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara menjadi pemilih yang cerdas dalam Pileg dan Pilpres 2019. KPUD NTB juga mengajak ibu rumah tangga berani menolak politik uang.
Hal ini disampaikan Komisioner KPUD NTB, Yan Marly, dalam kegiatan yang diselenggarakan KPUD NTB yang bekerja sama dengan aparat desa setempat. Selama sekitar dua jam, warga yang didominasi ibu-ibu dan anak-anak muda itu diberi materi secara bergantian terkait kesadaran membangun demokrasi bagi kelangsungan kehidupan mereka selama lima tahun ke depan.
Komisioner KPU NTB, Yan Marly, mengatakan kegiatan tersebut untuk memberikan kesadaran bagi kalangan ibu untuk terlibat dalam pesta demokrasi dengan menjadi pemilih berdaulat dan partisipatif.
"Jangan asal pilih. Jadilah pemilih cerdas. Cermati dulu sebelum memilih. Jangan sampai memilih kucing dalam karung," ujar Yan di sela-sela sosialisasi pendidikan pemilih di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Senin (24/12).
Ratusan warga yang hadir memiliki profesi yang beragam. Namun umumnya kebanyakan didominasi oleh petani. Acara sosialisasi dengan pengenalan lima kertas suara yang akan dicoblos oleh pemilih dalam Pemilu 2019, yakni, surat suara DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten, dan Presiden, awalnya sangat membosankan. Lantaran, warga hanya disuguhi ceramah-ceramah semata.
Namun, setelah Komisioner KPU Yan Marly membagikan hadiah pada warga yang bisa menjawab pertanyaan seputar Pemilu 2019, maka warga yang umumnya rumahnya rusak parah akibat diterjang gempa bumi secara beruntung sejak akhir Juli hingga Agustus lalu, mulai bersemangat dan sesaat melupakan kesedihan yang mereka alami selama ini.
Yan menambahkan, sebagai pemilih yang cerdas, masyarakat hendaknya berani menolak segala bentuk politik uang. Yan meminta warga tidak mudah tergoda oleh iming-iming berapa pun nominal yang diberikan oleh tim sukses para caleg maupun pasangan pilpres.
"Jangan tergiur iming-iming di awal, nanti kita menyesal di kemudian hari. Uang Rp 10 ribu buat beli kerupuk sehari habis. Mari jadi pemilih cerdas, pilih pemimpin yang amanah, jangan memilih karena embel-embel uang," ucap Yan.
Kepala Desa Gumantar, Jafarti mengharapkan, adanya acara sosialisasi membuat partisipasi pemilih di wilayahnya bisa meningkat kendati warganya tengah dilanda kesusahan akibat musibah gempa bumi yang menerjang wilayahnya beberapa waktu lalu.
"Adanya kuis-kuis dengan membagikan hadiah oleh komisioner KPU NTB, saya lihat mampu mengurangi ketraumaan warga terhadap musibah gempa bumi. Semoga kegiatan ini bisa terus membuat warga ceria akan bisa membantu peningkatan partisipasi pemilih di KLU," kata Jafarti.
Jafarti mengaku, total jumlah pemilih di Desa Gumantar sesuai DPT Pilpres 2019 berjumlah 4.173 orang yang tersebar di 24 TPS pada 14 dusun di wilayah setempat.
Ia menambahkan, kegiatan sosialisasi oleh KPU selain dilakukan kali ini juga sempat dilakukan beberapa waktu lalu yang menyasar para tokoh adat di Desa Beleq.
Menurut Jafarti, kegiatan dalam rangka sosialisasi meningkatkan partisipasi pemilih harus terus dilakukan, khususnya pada warga terdampak gempa bumi. sehingga pada saat pemungutan suara nanti, tidak asal mencoblos.
"Biasanya, warga yang terdampak gempa akan antipati pada pemilu jika tidak terus diedukasi, maka nyoblosnya cari yang dekat dan rajin kasih uang dan bantuannya. Nah, adanya sosialisasi ini, diharapkan bisa membuka hati dan nurani mereka untuk memilih pemimpin yang baik," kata dia menambahkan.