Jumat 28 Dec 2018 10:29 WIB

Hasto: Jangan Hanya karena Pemilu Sosok Ulama Pun Difitnah

Beredar video Kiai Ma'ruf Amin diedit mengenakan pakaian sinterklas.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin (kiri) didampingi SekretarisTim Kampanye Nasional Hasto Hasto Kristiyanto melambaikan tangan seusai meluncurkan Rumah Aspirasi Rakyat #01 di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (4/11).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin (kiri) didampingi SekretarisTim Kampanye Nasional Hasto Hasto Kristiyanto melambaikan tangan seusai meluncurkan Rumah Aspirasi Rakyat #01 di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Hasto Kristiyanto geram dengan beredarnya kabar bohong yang menyudutkan calon wakil pesiden (cawapres) Ma'ruf Amin. Dia mengatakan,

jangan hanya karena pemilu lalu berubah peradaban sehingga sosok ulama yang dihormati pun difitnah.

"Fitnah adalah tindakan keji, membunuh nilai kemanusiaan dan cermin merosotnya peradaban politik kita," kata Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/12).

Sekretaris Jendral PDIP ini mengungkapkan, penyebaran fitnah dilakukan pasti dilakukan dengan sengaja untuk memecah kekompakkan nasionalis dan agamis. Calon presiden Joko Widodo dinilai sebagai sosok nasional sementara Ma'ruf Amin disebut sebagai sosok agamis.

"Pasti ada kekuatan yang tidak senang melihat kekompakkan nasionalis dan agamis dimana keduanya tidak terpisahkan dan ikut bergotong royong membentuk Indonesia Raya," kata Hasto lagi.

Meski demikian, Hasto optimis masyarakat masih memiliki pendidikan budi pekerti dan etika sebagai bangsa berkebudayaan yang menempatkan nilai etika dan moral keagamaan serta kebenaran yang hakiki. Dia menilai, hal-hal tersebut seharusnya menjadi benteng keadaban politik nasional.

Lebih lanjut, dia memiliki keyakinan jika masyarakat juga mempunyai hati nurani dalam memilih calon pemimpin yang tepat. Dia melanjutkan, tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin tetap setia pada komitmen awal untuk menjadikan pemilu sebagai kontestasi gagasan atas dasar rekam jejak, rekam prestasi, dan program calon.

"Jadi mau pilih pemimpin dengan rekam jejak yang baik atau buruk?" tutupnya.

Sebelumnya, viral video Ma'ruf Amin mengucapkan selamat Natal yang telah disunting dengan menggunakan pakaian sinterklas. Hal tersebut pun langsung dilaporkan ke polisi.

Polisi langsung menangkap terduga penyebar video tersebut. Pelaku berinisial S ditangkap di Aceh. Sementara pembuat konten video itu masih diburu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement