Ahad 30 Dec 2018 00:24 WIB

Wali Kota Banda Aceh Imbau tak Ada Perayaan Malam Tahun Baru

Merayakan malam tahun baru dinilai menyalahi ajaran Islam.

Wali Kota Aminullah Usman (kiri) menyalami Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Banda Aceh saat halal bihalal dan hari pertama masuk kerja, di Banda Aceh, Aceh, Kamis (21/6).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Wali Kota Aminullah Usman (kiri) menyalami Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Banda Aceh saat halal bihalal dan hari pertama masuk kerja, di Banda Aceh, Aceh, Kamis (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman mengimbau masyarakat di ibu kota Provinsi Aceh tersebut tidak merayakan malam tahun baru. Merayakan malam tahun baru dinilai menyalahi ajaran Islam.

"Kami mengimbau masyarakat tidak merayakan tahun baru masehi dalam bentuk apa pun karena menyalahi ajaran Islam," kata Aminullah Usman di Banda Aceh, Sabtu (29/12).

Selain menyalahi ajaran Islam, kata dia, perayaan malam tahun baru juga bertentangan dengan adat istiadat di Aceh yang mayoritas masyarakatnya muslim Oleh karena itu, Aminullah Usman mengajak masyarakat dan seluruh jajaran Pemerintah Kota Banda Aceh menegakkan syariat Islam, sehingga terlaksana dengan kaffah atau menyeluruh.

"Kami tiada henti mengimbau masyarakat agar tidak merayakan tahun baru masehi dalam bentuk apa pun. Aceh memiliki adat istiadat Islam yang kental, dan perayaan tahun baru masehi bukan perayaan tahun baru Islam," ujar dia.

Wali Kota juga melarang masyarakat membakar petasan, kembang api, atau sejenis lainnya, sebab kegiatan tersebut dapat menyebabkan masyarakat lainnya terganggu.  Aminullah Usman menyebutkan, imbauan sudah disebarkan di seluruh gampong atau desa. Pengumuman imbauan tidak merayakan tahun baru basehi menggunakan mobil dengan pengeras suara.

"Kami berharap imbauan ini diindahkan oleh seluruh masyarakat di Kota Banda Aceh. Dan kami juga mengajak masyarakat melaksanakan syariat Islam secara menyeluruh," kata Aminullah Usman.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement