REPUBLIKA.CO.ID, Tarik ulur antara Donald Trump dan Kongres AS soal anggaran pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko masih berlangsung. Trump meminta dana lebih dari 5 miliar dolar AS, tapi Kongres, terutama di majelis rendah yang dikuasai Partai Demokrat enggan menyetujuinya. Ketidaksepakatan ini menyebabkan pemerintahan AS shutdown dan sekarang sudah berlangsung selama 12 hari.
Presiden Donald mengindikasikan tak akan menyerah. Ia seperti tak masalah jika pemerintahan AS harus shutdown hingga lama. Shutdown ini bukanlah kali pertama, tahun lalu, pemerintahan juga sempat 'tutup' karena ketidaksepakatan anggaran.
Kondisi ini sangat merugikan banyak pihak. Kegiatan badan-badan atau lembaga pemerintahan federal AS tersendat. Pegawai federal belum menerima upah dan tak bisa menjalankan kunjungan dinas karean anggaran belum bisa dikeluarkan. "Saya pikir orang-orang di negara ini akan berpikir saya benar. Dan bisa dalam waktu yang lama sebelum pemerintahan dibuka kembali," ujar Trump, dikutip Aljazirah.
Komentar Trump itu disampaikan menjelang digelarnya pertemuan di Gedung Putih oleh pejabat senior Departemen Keamanan Dalam Negeri. Menurut Trump, pertemuan itu dilakukan untuk mengajukan permohonan kepada para pemimpin Kongres terkait dana tembok perbatasan.
Baca juga, Pemerintah AS Shutdown.
Pemimpin minoritas House Kevin McCarthy mengatakan kepada wartawan, Trump telah meminta para anggota Republikan dan Partai Demokrat kembali pada Jumat (4/1) untuk melanjutkan pertemuan. "Presiden meminta kami untuk kembali pada Jumat untuk pertemuan baru Kongres," kata McCarthy.
Tidak jelas apakah pertemuan itu akan menghasilkan terobosan dalam perselisihan terkait sengketa pendanaan. Ketika Demokrat yang dipimpin oleh Nancy Pelosi mengambil alih House pada Kamis (3/1), mereka berencana untuk menyetujui paket anggaran pengeluaran dua bagian yang dimaksudkan untuk mengakhiri shutdown. Namun prospek perjalanannya suram di Senat, tempat Partai Republik memegang mayoritas.